Alhamdulillah pada hari Sabtu, (5/9) telah terlaksana program Majelis Ta’lim Online yang diselenggarakan oleh Corps Da’i Dompet Dhuafa, Kajian ini dilaksanakan secara daring melalui Aplikasi Zoom Metting. Pada hari ke-7 Majelis Ta’lim Online mengusung tema tentang ‘’Kunci Hidup Bahagia Dunia dan Akhirat’’ dengan narasumber Ustadz Aang Ainal Yakin, beliau merupakan lulusan Program Studi Ekonomi Syari’ah di Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI, kemudian beliau melanjutkan studinya di Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an Jakarta program studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, beliau juga pernah mengikuti Kompetisi Da’i Aksi Indosiar pada tahun 2016 dan saat ini beliau aktif menjadi Staff Da’wah Digital sekaligus Da’i Ambassador Dompet Dhuafa.
Dalam kajian kali ini Aang Ainal Yakin menjelaskan bahwa kebahagiaan adalah sesuatu yang ingin dimiliki setiap insan. Beliau menjelaskan dalam Kitab Nashaihul ‘Ibad karangan Imam Nawawi Al-Bantani disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,
“Tanda orang bahagia ada empat. Pertama, mengingat dosa-dosa yang telah lalu. Kedua, melupakan kebaikan yang pernah ia lakukan. Ketiga, dalam urusan agama senang melihat kepada orang yang lebih tinggi (dalam ibadah dan ketaatannya kepada Allah). Keempat, dalam urusan dunia senang melihat kepada orang yang lebih rendah (sehingga mendorongnya untuk lebih mensyukuri nikmat-Nya).”
Kemudian,beliau menjelaskan mengapa manusia dapat merasakan kebahagiaan di dunia dan akhirat bila memiliki tanda-tanda yang tercantum pada hadits tersebut.
Pertama, dengan mengingat dosa-dosa yang telah lalu, maka seorang manusia akan selalu merasa takut kepada Allah dalam segala kehidupannya, takut melakukan maksiat kepada Allah. Sehingga, orang tersebut akan cenderung berbuat kebaikan dalam hidupnya, yang kemudian kebaikan yang ia lakukan akan menimbulkan ketenangan, ketentraman dan kebahagiaan dalam hatinya.
Kedua, dengan melupakan kebaikan yang ia lakukan, maka seorang manusia dapat merasa tenang dalam hidupnya, karena ia tahu bahwa tujuan dari kebaikan yang ia lakukan itu semata karena Allah, dengan begitu ia tak akan pernah bangga dengan pujian ataupun tak akan merasa hina karena cacian yang diberikan oleh manusia atas kebaikan yang ia lakukan, dengan begitu ia dapat terus melakukan kebaikan-kebaikan lainnya semata-mata karena Allah.
Ketiga, dengan senantiasa melihat ke atas dalam urusan ibadah, maka seorang manusia akan selalu merasa semangat dalam menjalani ibadahnya, karena ketika ia melihat ada orang lain yang amal ibadahnya lebih baik daripada dirinya maka ia tak akan merasa puas dengan ibadah yang ia lakukan, ia akan terpacu untuk berusaha meningkatkan kualitas dan kualitas ibadahnya kepada Allah yang pada akhirnya akan semakin mendekatkan dirinya kepada Sang Pencipta seluruh alam.
Keempat, dengan senantiasa senang melihat ke bawah dalam urusan dunia, maka seorang manusia akan selalu merasa bersyukur dengan segala pemberian dari Allah, karena ia sadar ternyata nikmat yang ia miliki ternyata jauh lebih banyak dibanding orang lain. Sebagaimana orang yang memiliki sebuah mobil, maka ia akan bersyukur ketika mendapati kawannya yang hanya memiliki sebuah motor, lalu orang yang hanya memiliki motor tersebut akan merasa bersyukur ketika melihat rekan kerjanya yang hanya memiliki sepeda untuk berangkat ke kantor, kemudian orang yang hanya memiliki sepeda untuk berangkat ke kantor itu akan merasa bersyukur ketika melihat tetangganya yang setiap pagi ia harus berjalan ke sekolah demi menimba ilmu, begitupula orang yang setiap berjalan itu akan merasa bersyukur ketika ia melihat teman sekelasnya harus duduk di kursi roda karena kakinya lumpuh akibat kecelakaan, dan anak yang lumpuh itupun akan merasa bersyukur ketika sadar bahwa dirinya masih diberikan kesempatan hidup, sedang ia mengetahui bahwa saudara terdekatnya baru saja meninggal dunia.
Itulah 4 tanda sekaligus kunci agar seseorang memiliki kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat. Semoga kita semua dapat menerapkan itu semua agar nantinya kita dapat hidup bahagia di dunia dan akhirat. Aamiin Yaa Rabbal’alamiin.
Depok, 21 Muharram 1442 M
Pemateri : Ustadz Aang Ainal Yakin
Modetaror : Fatahilah Al Mahfudz (Dai Muda Cordofa)