Artikel yang akan Anda baca ini merupakan kisah nyata, bukan fiksi. Para pelaku dalam cerita ini merupakan kawan bahkan masih ada hubungan kerabat dengan penulis walaupun jauh. Pelaku cerita merupakan kakak beradik.
Untuk sang kakak, kita sebut saja bang Fulan dan untuk sang adik kita sebut Fulin.
Fulan, sewaktu mudanya adalah orang yang hobinya bermaksiat. Boro-boro betah di masjid, salat saja hampir tidak pernah. Sewaktu masih kecil, Fulan termasuk anak yang pandai membaca Al-Qur’an. Namun entah bagaimana ceritanya kok besarnya seperti tidak kenal masjid.
Karena bergaya hidup semaunya, akhirnya rumah tangga Fulan kandas begitu saja. Entah sudah berapa istri yang sudah ia ceraikan. Baru berumah tangga sekian tahun saja sudah cerai. Nikah lagi, cerai lagi dan begitulah seterusnya.
Fulan dengan senang hati menerima tugas dari pengurus masjid. Sejak itulah Fulan berubah total. Dengan tinggal di masjid, ia salat lima waktu berjamaah setiap hari dan selalu aktif mengikuti kajian. Penampilannya yang dulu urakan, sejak itu menjadi teduh.
Kira-kira satu tahun setengah Fulan tinggal di masjid hingga akhirnya jatuh sakit dan wafat di dalam masjid. Fulan husnul khatimah.
Sekarang kita simak kisah Fulin, adik kandung Fulan.
Sedari kecil hingga dewasa, Fulin berbanding terbalik dengan Fulan. Sejak menginjak remaja, Fulin sudah aktif di masjid kampungnya. Masjid yang kita maksud adalah masjid dimana Fulan tinggal dan wafat di sana. Singkat cerita, Fulin merupakan orang yang tumbuh di masjid dan boleh dikatakan Ahlul Masjid.
Di saat sang kakak wafat, Fulinlah yang paling sibuk mengurus jenazah kakaknya itu.
Kira-kira enam bulan pasca wafatnya sang kakak, Fulin terjerat utang cukup besar. Awalnya ia bergabung dengan sang teman untuk ikut berbisnis. Sayangnya, ia ditipu oleh temannya itu. Modal usaha yang ia peroleh untuk berbisinis berasal dari utang kepada beberapa orang yang ia kenal dan juga dari beberapa pinjaman online (pinjol).
Jarak kematian Fulin dengan kakaknya belum ada setahun.
Setiap orang tidak pernah tahu bagaimana akhir kehidupan nantinya. Fulan yang dulunya ahli maksiat namun ujungnya husnul khatimah. Fulin yang sejak remaja sampai menjelang kematiannya adalah ahlul masjid yang akhir hidupnya justru su’ul khatimah.
Hikmah yang bisa kita ambil dari kisahnyata ini diantaranya adalah:
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ ٱلْوَهَّابُ.
Semoga Allah selalau membimbing kita dalam kehidupan dan beribadah kepada-Nya, aamin.