Kabar Terbaru

Keutamaan Bulan Dzulhijjah

Alhamdulillah, Allah subhanahu wa ta’ala masih memberikan kita berbagai macam nikmat, kita pun diberi anugerah akan berjumpa dengan bulan Dzulhijjah. Bulan Dzulhijjah adalah bulan yang kedua be­las dari kalender hijriyyah. Dia adalah bulan yang terakhir dalam satu tahun hijriyyah. Dinamakan bulan Dzulhijjah karena manusia menunaikan haji pada bulan ini. (Amad bin Abdullah as-Sulami, Bida’ Wa Akhtho’ Tata’allaqu Bil Ayyam Was Syuhuur hlm. 440)

Bulan Dzulhijjah adalah bulan yang penuh dengan keutamaan dan kebaikan. Banyak hadîts yang berbicara tentang keutaaman bulan Dzulhijjah, diantaranya adalah :

  1. Bulan yang tidak memiliki kekurangan

Dari Abi Bakrah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam beliau bersabda : “Dua bulan yang tidak memiliki kekurangan, adalah bulan ‘îd Ramadhân dan Dzulhijjah.” (Muttafaq ‘alaihi).

  1. Bulan disempurnakannya agama Islam

Dari ‘Umar bin al-Khaththab radhiyallâhu ‘anhu, bahwa seorang Yahudi berkata kepada beliau, “Wahai Amirul Mu’minin, ada satu ayat di dalam kitab kalian yang kalian membacanya, sekiranya ayat tersebut turun pada Yahudi niscaya akan kami jadikan hari ‘id (perayaan) kami.” ‘Umar bertanya, “Ayat yang manakah?” Yahudi itu berkata, “yaitu ayat yang berbunyi, ‘Pada hari ini telah kusempurnakan untuk kalian agama kalian dan aku cukupkan nikmat-Ku kepada kalian serta Aku Ridhai Islam sebagai agama kalian.’‘Umar radhiyallâhu ‘anhu berkata, “kami telah mengetahui hari dan tempat diturunkannya ayat ini kepada Nabî Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, dan beliau saat itu sedang berdiri (berkhutbah) di ‘Arofah pada hari Jum’at.” (Muttafaq ‘alaihi). Hari ‘Arofah adalah pada bulan Dzulhijjah.

  1. Bulan yang di dalamnya ada sepuluh hari yang ibadah di dalamnya lebih mulia daripada jihâd .

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma beliau berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : “Tidak ada hari-hari untuk beramal shâlih di dalamnya yang lebih dicintai oleh Allôh melebihi daripada sepuluh hari ini.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, tidak pula jihad fî sabilillah?”. Rasūlullâh Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menjawab, “Tidak pula jihad fî sabilillah. Kecuali seorang lelaki yang keluar jiwa dan hartanya (untuk berperang), dan ia tidak kembali membawa sesuatu apapun.” (HR Bukhârî). Maksudnya sepuluh hari pada awal bulan Dzulhijjah.

  1. Bulan yang di dalamnya terdapat hari Arafah yang apabila berpuasa pada hari tersebut, niscaya dosanya setahun sebelumnya dan sesudahnya diampuni oleh Allah.

Dari Abi Qotadah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : “Puasa Arafah, saya mengharapkan kepada Allah agar mengampuni dosa setahun sebelumnya dan setahun setelahnya…” (HR Muslim)

  1. Bulan yang di dalamnya terdapat hari ’Ỉdul Adha dan hari Tasyrik yang merupakan hari makan dan minum.

Dari ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu beliau berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : “Hari ‘Arofah, hari an-Nahr (‘Idul adha) dan hari taysrik, merupakan ‘id (perayaan) kami ummat Islam, yaitu hari makan dan minum.” (HR Muslim)

  1. Bulan yang tidak ada hari di dalamnya, Allah lebih banyak menyelamatkan hamba-Nya dari siksa neraka.

Dari ‘Aisyah radhiyallâhu ‘anha beliau berkata : Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : “Tidak ada hari yang lebih banyak Allah membebaskan hamba dari neraka selain pada hari ‘Arofah.” (HR Muslim).

  1. Bulan yang di dalamnya terdapat hari haji besar

Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam berwukuf pada hari an-Nahar (hari penyembelihan/’idul adha) di antara tempat melempar jumrah (baru kerikil) pada saat beliau sedang berhaji, kemudian beliau berkata : “Hari apa sekarang?” Para sahabat menjawab, “hari an-Nahar”. Lantas Nabî bersabda : “Hari ini adalah hari haji besar.” (HR Bukhârî).

  1. Bulan yang di dalamnya terdapat hari yang paling agung

Dari ‘Abdullâh bin Qorth dari Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam beliau berkata : “Sesungguhnya hari yang paling agung di sisi Allah Tabaroka wa Ta’ala adalah hari an-Nahar (‘îdul adha) dan hari al-Qurr (sehari setelah ‘idul adha, tanggal 11 Dzhulhijjah).” (HR Ahmad)

 

Oleh : Hamdani

Dai Pemberdaya Dompet Dhuafa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *