Berikut ini beberapa kalimat yang umum terlontar dari sebagian jama’ah ketika anak-anak berisik di masjid :
“Biarin aja, namanya juga anak-anak !” Dulu waktu kita kecil juga begitu, bisa jadi lebih parah dari mereka !”
Nih anak-anak bapaknya pada kemana sih ? Jangan-jangan cuma nyuruh doang ke masjid, dia-dia sendiri pada ga ke masjid !”
“Hey anak-anak, kalo mau berisik di luar aja, pada gangguin orang shalat aja !”
“Biarin dah berisik juga, dari pada maen di mana-mana mendingan ke masjid aja, kali aja gedenya jadi rajin.”
Ya, begitulah kenyataannya. Klasik memang masalahnya, sejak dahulu sampai sekarang masalah ini selalu ada. Pro-kontra antar jamaah mengenai anak-anak yang berisik juga selalu ada. Sebagian jamaah memaklumi dan juga tidak sedikit yang merasa terganggu dan memarahi anak-anak. Begitulah faktanya.
Kita akui bersama bahwa masjid merupakan rumah Allah yang harus dijaga kesuciannya dan memang harus dikondisikan tenang agar orang yang shalat bisa khusyuk. Bisingnya anak-anak di masjid tentu mengganggu jamaah baik makmum maupun imam.
Tapi di satu sisi kita juga tidak mau jika anak-anak tidak kenal masjid karena takut dimarahi oleh jamaah. Dua alasan inilah yang paling mendasar dan harus di combine agar masalah klasik ini teratasi, kondisi masjid tetap tenang dan anak-anak tetap rajin ke masjid.
To the point aja deh, bagaimana caranya biar anak-anak tetap tenang di masjid ? Banyak, contohnya :
- Pengurus masjid harus kreatif. Buatlah program atau strategi agar anak nyaman berada di masjid.
- Anak-anak paling suka diberi hadiah. Hadiah tidak harus mahal dan mewah. Souvenirsaja masih menarik bagi mereka. Anggarannya dari mana ? Tidak perlu proposal ke jamaah. Dari kas masjid saja. Biasanya masjid kasnya numpuk karena banyak yang donasi tapi kegiatan minim.Sering dengar pengumuman dari DKM masjid sebelum pelaksanaan shalat Jumat kan ?
- Untuk point dua diatas. pengurus DKM bisa kerja sama dengan Remaja Masjid. Umumnya Remaja Masjid sangat kreatif untuk dunia anak. Lalu bagaimana jika di masjid tidak ada organisasi Remaja Masjidnya? Ya tinggal bentuk saja. Masjid yang makmur itu harus ada Remaja Masjidnya, jangan selalu didominasi oleh kaum tua. Beri mereka kesempatan agar bisa berkegiatan di masjid. Merekalah nanti yang akan menggantikan para kaum tua untuk memakmurkan masjid.
- Himbau para jamaah yang membawa anak kecil agar membantu mengondisikan anak-anaknya. Jangan mau enaknya sendiri.
- Adakan undangan Masjid bisa mengundang warga sekitar tentang pentingnya keluarga yang rajin shalat jamaah. Apa tujuannya ? Agar warga yang anaknya rajin ke masjid, ayahnya juga ikut ke masjid. Kasus seperti ini tidak sedikit. Anaknya disuruh ke masjid tapi ayahnya sendiri malah main HP atau nonton TV bahkan terkadang tidak shalat juga ! Nyuruh doang !
- Himbau para orang tua agar terus memotivasi anak mereka yang sering ke masjid agar tidak berisik saat shalat dilaksanakan.
Intinya, perlu sinergi yang baik antara DKM, Remaja Masjid, jamaah, warga dan aparatur RT sekitar masjid untuk mewujudkan masjid yang makmur dan ramah anak.
Wallahu A’lam.
Tim Cordofa
Foto : Pixabay