Kabar Terbaru

Kenapa Rasul Sangat Dermawan Selama Ramadhan? (Bagian 1)

Rasul Saw adalah orang yang sangat hebat dalam memanfaatkan kesempatan beribadah di bulan Ramadhan. Semua waktu dan fasilitas, beliau maksimalkan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Diantara ibadah Rasul yang sangat tinggi kualitasnya selama Ramadhan adalah shadaqah. Dalam hadis Riwayat Ibnu Abbas dijelaskan: Bahwa Rasulullah Saw adalah manusia yang paling dermawan, dan bahwa beliau Saw lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan, ketika sering dikunjungi oleh Jibril (as) dan bahwa ia dikunjungi (Jibril as) setiap malam dibulan Ramadhan untuk memperdalam Al Qur’an, dan Sungguh Rasulullah saw lebih dermawan terhadap perbuatan baik dari angin yang berhembus (sangat ringan dan cepat berbuat baik tanpa merasa keberatan)”. (HR. Bukhari)

Diantara sebab meningkatnya kedermawanan Rasul selama Ramadhan, menurut Ibnu Rajab al-Hanbali di dalam kitab Bughyah al-Insan fi Wazhaif Ramadhan adalah,

  1. Rasul Saw memanfaatkan keutamaan Ramadhan sebagai waktu yang memiliki pahala istimewa untuk bershadaqah.

Selama Ramadhan semua amalan seorang mukmin dilipatgandakan pahalanya oleh Allah. Ibadah fardhu mereka dinilai setara dengan 70 kali lipat ibadah fardhu yang dilakukan di luar Ramadhan dan ibadah sunnah setara dengan ibadah wajib yang dilakukan di luar Ramadhan. Berkaitan dengan shadaqah, Rasul menjelaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Anas: “shadaqah terbaik adalah shadaqah yang ditunaikan di bulan Ramadhan” (HR. Tirmidzi). Rasul berharap mendapatkan pahala terbaik pelaksanaan shadaqah dengan banyak bershadaqah di bulan Ramadhan.

  1. Rasul berharap mendapat bagian pahala dari pahala orang-orang yang menunaikan ibadah shaum, qiyamullail, dan banyak berdzikir selama bulan Ramadhan.

Selama Ramadhan orang-orang beriman sangat meningkat ibadah mereka. Ketika bershadaqah kepada mereka, Rasul berharap shadaqah beliau membantu orang-orang yang taat dalam ketaatan mereka, dengan demikian Rasul berharap mendapat cipratan pahala dari ketaatan yang mereka lakukan. Sebagaimana orang-orang yang mendanai perang di jalan Allah mendapat pahala yang sama dengan orang yang terjung langsung ke medan perang. Rasul menjelaskan, “Orang yang mempersiapkan bekal (mendanai) orang yang berperang di jalan Allah, berarti dia juga ikut berperang di jalan Allah. Dan orang yang mengurusi keluarga orang yang sedang berperang, berarti dia juga ikut berperang” (HR. Bukhari).

Di dalam hadis lain, berkenaan dengan menyediakan ifthar bagi orang yang berpuasa, Rasul menjelaskan, “Orang yang menyediakan makanan untuk berbuka bagi orang yang berpuasa, ia mendapatkan pahala seperti orang yang berpuasa, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikitpun” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Nasai, Ibnu Majah dan Thabrani)

  1. Rasul ingin meniru sifat Allah yang Maha Pemberi dan Pemurah selama Ramadhan untuk mendapatkan kemurahan dari Allah

Pada bulan Ramadhan Allah sangat pemurah kepada hamba-hambaNya dengan rahmat, magfirah, dan pembebasan dari api neraka, apalagi di saat Lailatul Qadar, dan Allah menyayangi hamba-Nya yang penyayang. Kata Rasul Saw: “Allah menyayagi hamba-hambaNya yang penyayang” (HR. Bukhari dan Muslim). Ketika seorang hamba bersifat pemurah, maka Allah juga Maha Pemurah kepada hamba-hambaNya yang pemurah dengan segala pemberian dan karuniaNya. Kaidahnya, balasan amal sesuai dengan amal yang dilakukan seorang hamba.

Baca Juga: Sebarkan Nilai Ziswaf untuk Dunia, Dompet Dhuafa Kirimkan Dai ke 20 Negara dan Berdayakan Ratusan Dai di Penjuru Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *