Kabar Terbaru

Keistimewaan Puasa Syawal

Assalamu’alaikum Wr Wb

Saya seorang remaja yang selalu berusaha taat kepada Allah dan selalu memperdalam Islam. Alhamdulillah bulan Ramadan dapat saya isi dengan berbagai macam ibadah. Alhamdulillah puasa Ramadan dan salat tarawih full saya lakukan.

Ketika saya bersilaturahmi ke salah satu paman saya H+3 bulan syawal, paman saya bertanya, “ Silakan dicicipi kuenya, kamu ga puasa kan?” Tanpa menjawab, saya langsung mencicipi kue lebaran yang disediakan tersebut. Namun dalam hati saya bertanya, mengapa paman saya bertanya demikian? Bukankah kita baru saja melaksanakan puasa wajib sebulan penuh. Karena keawaman saya, akhirnya saya bertanya kepada salah seorang teman mengenai puasa yang dilakukan pasca Idul Fitri.

Teman saya menjawab bahwa puasa yang dimaksud paman saya adalah puasa syawal yang sunah dilakukan selama 6 hari. Wah, berat sekali dilaksanakannya. Memang sunah sih, tapi menurut saya hebat sekali orang yang melakukannya.

Pertanyaan saya, pak Ustaz:

  1. Apa keistimewaan puasa syawal ?
  2. Apakah pelaksanaan puasa tersebut harus berturut-turut 6 hari atau boleh kapan saja selama dilaksanakan di bulan syawal?

Demikian pertanyaan saya dan terima kasih.

Jawaban:

Wa’alaikumussalam wr wb.

Sebelum menjawab pertanyaan saya, silakan simak hadis berikut:

عن أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ حَدَّثَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

Dari Abu Ayyub Al Anshari RA, bahwa ia telah menceritakan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang berpuasa Ramadan kemudian ia mengirinya (melanjutkannya)  dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka yang demikian itu seolah-olah berpuasa terus menerus.” (HR.Muslim no. 1984).

Puasa sunah 6 hari di bulan Syawal termasuk berat dilaksanakan. Bagaimana tidak berat ? Baru saja menyelesaikan puasa sebulan penuh di bulan Ramadan, puasa pula 6 hari di bulan setelahnya. Dan tentunya bulan Syawal masih ramai kunjungan silaturahmi antar kerabat dan juga liburan. Yang namanya silaturahmi dan liburan, tentu identik dengan makan-makan.  Kita bisa membayangkan betapa sabarnya orang yang berpuasa di depan orang yang umumnya makan dan minum secara bebas bukan ?

Mengapa Rasulullah memperumpamakan bahwa orang yang berpuasa penuh di bulan Ramadan dan melanjutkan 6 hari di bulan Syawal seakan-akan puasa setahun penuh ? para ulama mencoba memaknai bahwa setiap satu kebaikan dilipatgandakan menjadi 10. Puasa Ramadan 30 hari dilipatgandakan 10 kali menjadi 300 hari. Sedangkan 6 hari di bulan Syawal jika dikalilan 10, maka hasilnya menjadi 60. Jumlah hari dalam setahun kurang lebih adalah 360.

Apakah harus berturut-turut, dimulai dari tanggal 2 Syawal sampai tanggal 7 nya ? Idealnya begitu, afdalnya begitu, 6 hari berturut-turut. Lalu bagaimana jika dilaksanakan 6 hari tapi tidak berturut alias selang seling, yang penting 6 hari di bulan Syawal ? Ya tentu boleh saja, la wong hadisnya cuma bilang 6 hari kok.

Demikian dan semoga bermanfaat.

Wallahu A’lam.
Foto : Unsplash

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *