Islam adalah satu-satunya agama yang diakui dan diridai oleh Allah, tiada yang lain! Orang Islam harus bangga dan dengan Islam dan wajib taat beragama jika mau selamat dunia akhirat. Jika penganut Islam adalah orang-orang yang memang dicintai oleh Allah, maka tidak perlu merasa rendah diri dan tidak “pede” di hadapan pengikut agama lain. Kita ini adalah umat terbaik di atas muka bumi selama kita beriman, dan senantiasa menegakkan Amar Makruf Nahi Mungkar. Klaim sebagai “Khairu Ummah” bukanlah mengada-ada atau ngaku-ngaku tok! Yang melabelinya justru Allah sendiri melalui firman-Nya sebagai berikut:
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَلَوْ ءَامَنَ أَهْلُ ٱلْكِتَٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُم مِّنْهُمُ ٱلْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ ٱلْفَٰسِقُونَ
“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.” (Q.S. Ali Imran: 110).
Tapi sekali lagi perlu diingat, klaim tersebut berlaku jika umat Islam mempertahankan, merawat dan meningkatkan keimanannya dan senantiasa melakukan Amar Makruf Nahi Mungkar.
Satu lagi klaim yang musti kita pegang sampai mati bahwa Islam adalah agama yang sesuai fitrah manusia dan logis. Tulisan singkat ini hanya menyajikan beberapa indikator saja untuk membuktikan klaim ini, diantaranya:
Allah memperkenalkan diri-Nya kepada seluruh Makhluk bahwa dia adalah Tuhan.
Agama yang logis adalah agama yang menyatakan bahwa eksistensi tuhan yang disembah harus benar-benar ada. Cara pembuktiannya adalah tuhan yang disembah harus memperkenalkan dirinya kepada pemeluknya. Dalam hal ini, jelas sekali di dalam Al-Qur’an bahwa Allah memperkenalkan diri-Nya kepada manusia bahwa dia adalah Tuhan yang mempunyai sifat yang sangat jelas dan Maha Segalanya. Salah satu surat popular adalah Q.S. Al Ikhlas: 1-4,
- Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa.
- Allah tempat meminta segala sesuatu.
- (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.
- Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.”
Coba lihat sekali lagi surat tersebut. Begitu jelas Allah memperkenalkan diri-Nya dengan segala sifat yang sangat rasional dan tidak terbantahkan oleh siapapun bahwa Allah tidak berbilang, tempat bersandarnya seluruh makhluk, tidak mempunyai anak, istri, apalagi dilahirkan dan diangkat anak. Dan satu hal lagi, tidak ada yang mampu bersaing, setaraf apalagi mengunggulinya.
Bertolak belakang dengan mereka yang menyembah selain Allah. Contohnya adalah penyembahan terhadap roh, berhala, batu, matahari dan benda lainnya. Berhala tidak punya rasul, tidak punya kitab suci dan tidak punya kelebihan sedikitpun. Mereka yang menyembah tuhan semacam ini adalah penyembahan yang irasional, karangan tok! [1] Berhala tidak pernah memperkenalkan kepada siapapun jika dia adalah tuhan. Dengan ragamnya penyembahan membuktikan bahwa penyembahan tersebut adalah hasil kreatifitas manusia. Bandingkan dengan penyembahan terhadap Allah yang dilakukan sejak zaman Nabi Adam sampai saat ini dan terus sampai usia bumi ini habis, penyembahan tetap seragam, tetap satu, tidak ada perubahan sama sekali, yaitu tauhid, penyembahan terhadap Allah semata.
Banyaknya Nabi dan Rasul yang diutus dan kitab suci yang diturunkan tetap satu yaitu penyembahan terhadap Allah semata. Hal ini juga termasuk salah satu bukti orisinalitas agama dan ketuhaan yang hakiki dan rasional. Jika dalam perjalannya ada perbedaan seperti Nabi Isa dan Uzair yang diangkat oleh Nasrani dan Yahudi menjadi tuhan bagi mereka, ya itu namanya penyimpangan.[2]
Satu lagi dari sekian argumentasi bahwa Islam adalah agama rasional dan tidak bisa dibantah kebenarannya adalah orisinalitas Al-Qur’an yang tidak bisa terbantahkan. Bukan cuma orisinal, tapi Al-Qur’an juga menantang siapa saja yang mencoba menggugat keabsahannya sebagai kitab suci.[3] Al-Qur’an juga menganulir dan juga mengkritik kita-kitab suci agama lain karena sudah tidak sakral lagi akibat ulah tangan-tangan kotor dan rakus harta dan pengikut hawa nafsu![4] Hanya Al-Qur’an yang melakukan hal itu. Mana ada kitab suci lain yang menantang siapapun untuk menggugat keabsahannya?
Dengan jelasnya konsep Islam dari aspek penyembahan dan teologis, lantas apa yang menyebabkan umat Islam rendah diri terhadap penganut agama lain? Harusnya tidak ada! Kitalah orang-orang yang memang berhak menjadi hamba Allah dan berbanggalah dengan itu. Sudah sepantasnya kita hidupkan syiar-syiar dan simbol-simbol Islam kepada penduduk dunia! Tapi ingat ya, tidak usah ngomong terlalu jauh tentang syiar jika pake peci saja masih malu alias gengsi! Nonsen!
“Lihat tuh orang-orang nonmuslim! Mereka bangge banget make simbol salib kemane aje pegi. Ente inget Slash gitarisnye Gun’s N Roses kan? Walopun die keliatanye urakan tapi kalung salibnye ga ketinggalan tiap die manggung! Ente jangan malu pake peci kemane aje walopun emang ga wajib sih! Tapi jangan sampe alesan ente ga mau pake peci gegare malu atawe gengsi. Takut dianggep kuno, ketinggalan zaman, sok alim atawe konservatif!” begitulah nasihat Kong Ali kepada cucunya, Malih yang malu mengenakan peci ke sebuah Mall.
Wallahu a’lam
Tim Cordofa
[1] Q.S. An-Najm: 23: “Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu mengada-adakannya; Allah tidak menurunkan suatu keterangan apa pun untuk (menyembah)nya. Mereka hanya mengikuti dugaan, dan apa yang diingini oleh keinginannya. Padahal sungguh, telah datang petunjuk dari Tuhan mereka.”
[2] Q.S. At-Taubah: 30: “Dan orang-orang Yahudi berkata, “Uzair putra Allah,” dan orang-orang Nasrani berkata, “Al-Masih putra Allah.” Itulah ucapan yang keluar dari mulut mereka. Mereka meniru ucapan orang-orang kafir yang terdahulu. Allah melaknat mereka; bagaimana mereka sampai berpaling?”
[3] Q.S. Al-Baqarah: 23: Dan jika kamu meragukan (Al-Qur’an) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.
[4] Q.S. Al-Maidah: 13: “(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, maka Kami melaknat mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka mengubah firman (Allah) dari tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian pesan yang telah diperingatkan kepada mereka. Engkau (Muhammad) senantiasa akan melihat pengkhianatan dari mereka kecuali sekelompok kecil di antara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”
Foto : Unsplash