Peradaban Islam merupakan peradaban yang berasaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah yang merupakan pedoman bagi seluruh manusia. Peradaban yang bersumber dari wahyu Illahiah ini mempunya karakter khusus sesuai dengan wataknya yang menjadi pengurai jalan bagi dunia menjadi sebaik-baiknya peradaban manusia sepanjang sejarah.
Berbagai peradaban telah dirasakan oleh manusia sebelum datangnya Islam, mulai dari peradaban Mesir kuno, Babylonia, India, China, Mesopotamia hingga peradaban Yunani yang melahirkan banyak filsuf-filsuf terkenal seperti Plato dan Aristoteles. Namun, semua peradaban ini banyak dipenuhi oleh kepalsuan, syahwat dan segala bentuk kelaliman dan kezhaliman yang tiada tara. Islam dengan segala ajarannya mengajarkan bahwa memanusiakan manusia adalah sebuah kewajiban yang tidak boleh dilanggar.
Prof. Dr. Raghib As-Sirjani, dalam bukunya yang berjudul Sumbangan Peradaban Islam pada Dunia, halaman 18, mengungkapkan, “Lantas setelah itu (peradaban sebelum Islam), datanglah peradaban kemanusiaan yang menakjubkan, mewariskan apa yang paling mulia dalam sisi peradaban ini, menghadirkan bagi kita suatu peradaban yang mempunyai rasa, warna, dan aroma semerbak menakjubkan dimana masyarakat hidup dalam naungannya, panuh rasa aman dan bahagia.”
Baca Juga: Gagasan Membangun Peradaban
Al-Khawarizmi, seorang ahli hitung dan filsafat Islam yang menemukan angka nol, dan menciptakan konsep dasar Algoritma, menjadi tokoh yang luar biasa dalam ilmu matematika. Ibn Khaldun, seorang pemikir dan konseptor tentang ilmu ketatanegaraan dan sosiologi, menjadikan dirinya sebagai seorang pakar yang diakui oleh seluruh dunia, dan bahkan digelari sebagai Bapak Sosiologi. Ibnu Sina, seorang dokter muslim yang sangat pakar dalam bidang ilmu kesehatan, mewariskan sebuah kitab terkenal yang menjadi buku induk ilmu kedokteran dunia modern sekarang, Al-Qanun Fit-Thib.
Sungguh sangat banyak lagi ilmuwan muslim yang mempersembahkan karya-karya ilmiahnya hanya untuk kemajuan manusia. Berbagai disiplin keilmuan yang sebelumnya tidak dikenal oleh kalangan cendikiawan sebelum Islam, muncul bak jamur di musim hujan. Hebatnya, para cendikiawan muslim ini bukan hanya terlahir dari tanah Arab, namun mereka terlahir di berbagai wilayah yang dibebaskan oleh pasukan Islam dan menyatakan tunduk dan bersedia menjadi wilayah Islam. Dunia Islam menjadi impian barat ketika itu. Para pelajar dari barat pun berdatangan dan menimba ilmu di pusat-pusat pendidikan Baghdad, Cordova, Iskandariah Bukhara, Kufah dan Bashrah, dan kota Islam lainnya.
Peradaban berbasis adab dan agama, sudah tidak lagi ditemukan di dunia ini. Semuanya serba materi, syahwat dan egois yang tinggi. Kemajuan teknologi sekarang ini diiringi dengan kemunduran kepribadian dan nilai luhur kemanusiaan. Yang kaya yang berkuasa dan yang miskin semakin menderita. Inilah peradaban manusia zaman sekarang, yang sangat jauh berbeda dengan apa yang pernah dicapai oleh peradaban Islam pada abad pertengahan.