Simak Khutbah Hari Raya, Jangan Pulang!
Seluruh umat Islam tentu bersuka cita dengan datangnya Hari Raya, baik Hari Raya Idul Fitri maupun Hari Raya Idul Adha.

Seluruh umat Islam tentu bersuka cita dengan datangnya Hari Raya, baik Hari Raya Idul Fitri maupun Hari Raya Idul Adha. Untuk anak-anak dan kaum remaja, hal yang paling menggembirakan bagi mereka adalah “Angpau” di hari Idul Fitri dan “Nyate” setelah menerima daging kurban.
Kegembiraan seperti yang tergambar di atas tentu wajar saja. Namun bagi yang sudah bukan anak-anak lagi, hendaknya memperhatikan salah satu hal penting saat Hari Raya. Apa itu? Khutbah Id!
Tulisan ini sengaja penulis angkat dengan tujuan mengingatkan kita semua. Tak jarang kita saksikan ketika Salat Idul Fitri maupun Idul Adha selesai dilaksanakan, ada beberapa jamaah yang langsung beranjak tanpa menyimak khutbah yang akan disampaikan oleh Khatib.
Hukum Khutbah Id memang sunah, tidak wajib seperti Khutbah Jumat. Tapi walaupun statusnya sunah, namun Khutbah Id sangat penting untuk disimak oleh seluruh jamaah, baik kalangan orang tua, dewasa, remaja dan anak-anak. Khutbah Id sangat penting, diantara alasannya adalah:
- Khutbah Id disampaikan setahun sekali, berbeda dengan Khutbah Jumat yang disampaikan tiap pekan.
- Jamaah Salat Id bisa dihadiri siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan, golongan sepuh dan juga anak-anak. Bahkan, wanita haid pun dianjurkan untuk menghadiri pelaksanaan Salat Id. Kehadiran wanita haid ini tentu bukan untuk melaksanakan salatnya, tapi diharapkan untuk menyambut seruan kaum muslimin. Wanita Haid hendaklah berada di luar sekitaran dekat masjid.[1] Hal ini tentu berbeda dengan khutbah Jumat yang hanya wajib didengar oleh kaum laki-laki yang wajib Jumat.
- Jumlah jamaah Salat Id tentu lebih banyak dibanding Salat Jumat.
- Dengan banyaknya jamaah Id yang bervariatif, dan bahkan mungkin juga ada jamaah yang jarang salat dan ahli maksiat, maka disaat itulah waktu yang saat tepat bagi Khatib untuk memberikan nasihat agar segera kembali ke jalan Allah dan bertaubat.
Menyadari pentingnya Khutbah Id inilah, maka sangat tidak elok jika jamaah begitu mudah dan entengnya “balik kanan” alias bubar setelah Salat Id selesai.
Satu hal lagi yang juga harus diperhatikan oleh pengurus Masjid atau Musala yang menyelenggarakan Salat Id. Para pengurus hendaklah lebih selektif memilih khatib yang akan ditugaskan. Carilah khatib yang handal, tidak bertele-tele dan tidak bikin ngantuk jamaah. Jangan memilih khatib yang lembek! Jangan ragu untuk memberikan uang transport lebih dari biasanya. Namanya juga Khatib hari Raya, ya wajar jika transportnya tidak sama dengan Khatib Jumat!
Oh ya, satu lagi. Jika tidak pulang, dengar dan simak Khutbah Id dengan seksama dan khidmat! Untuk kaum wanita, jangan ngerumpi alias ngobrol saat Khatib menyampaikan khutbahnya! Begitu juga kaum pria, jangan tidur dan asik main HP!
Wallahu A’lam.
Foto : Freepik
--------
[1] Hadis Rasulullah SAW:
عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ قَالَتْ أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ نُخْرِجَهُنَّ فِي الْفِطْرِ وَالْأَضْحَى الْعَوَاتِقَ وَالْحُيَّضَ وَذَوَاتِ الْخُدُورِ فَأَمَّا الْحُيَّضُ فَيَعْتَزِلْنَ الصَّلَاةَ وَيَشْهَدْنَ الْخَيْرَ وَدَعْوَةَ الْمُسْلِمِينَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِحْدَانَا لَا يَكُونُ لَهَا جِلْبَابٌ قَالَ لِتُلْبِسْهَا أُخْتُهَا مِنْ جِلْبَابِهَا
Dari Ummu Athiyyah ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kepada kami agar mengajak serta keluar melakukan shalat idul fithri dan idul Adlha para gadis, wanita haid dan wanita yang sedang dipingit. Adapun mereka yang sedang haidl tidak ikut shalat, namun turut menyaksikan kebaikan dan menyambut seruan kaum muslimin. Saya bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "Wahai Rasulullah, di antara kami ada yang tidak memiliki jilbab." Beliau menjawab: "Hendaknya saudaranya yang memiliki jilbab memakaikannya." (HR. Muslim.).