-->

Ramadan, Terapi Kontrol Emosi

Sebenarnya, emosi itu bukan hanya marah. Kegembiraan, kesedihan, keharuan, kecintaan dan keberanian subjektif juga termasuk emosi. Emosi merupakan luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat. Emosi juga bisa disebut dengan reaksi psikologis dan fisiologis.[1] Dalam tulisan ini, tentu emosi yang dimaksud adalah makna secara umum, yaitu marah.

Da'i Ambassador

Sebenarnya, emosi itu bukan hanya marah. Kegembiraan, kesedihan, keharuan, kecintaan dan keberanian subjektif juga termasuk emosi. Emosi merupakan luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat. Emosi juga bisa disebut dengan reaksi psikologis dan fisiologis.[1] Dalam tulisan ini, tentu emosi yang dimaksud adalah makna secara umum, yaitu marah.

Emosi adalah hal yang wajar bagi manusia. Emosi bukan harus dihilangkan, tapi harus ditata agar tidak meluap dan serampangan. Jika tidak dikontrol, emosi atau marah dapat mengakibatkan hal-hal negatif, destruktif dan merugikan, baik skala kecil maupun besar.

Tindakan memaki, mencaci, sumpah-serapah, menampar, memukul atau banting HP adalah contoh luapan marah yang negatif. Jika luapannya semakin tinggi, bisa jadi lebih besar negatifnya, misalnya sampai membunuh orang! Na’udzu Billah!

Seorang muslim harus pandai mengontrol marah. Hal ini harus dilakukan setiap waktu. Nah, bulan Ramadan merupakan bulan terapi kontrol emosi secara masal. Berikut hadisnya:

عَنْ الْأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ رِوَايَةً قَالَ: إِذَا أَصْبَحَ أَحَدُكُمْ يَوْمًا صَائِمًا فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَجْهَلْ فَإِنْ  امْرُؤٌ شَاتَمَهُ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ إِنِّي صَائِمٌ.

Dari Al A’raj, dari Abu Hurairah -secara riwayat (menukil dan menceritakan hadits dari Nabi) beliau berkata:“Apabila salah seorang dari kalian berpuasa di suatu hari, maka janganlah ia berkata-kata kotor dan berbuat kesia-siaan. Bila ia mencaci seseorang atau menyerangnya, maka hendaklah ia mengatakan: “Sesungguhnya saya sedang berpusa.” (HR. Muslim No. 1941).

Hadis ini luar biasa hebat. Jika orang berpuasa saja harus bersabar dan tidak terpancing emosinya, maka ada pesan terbalik, jangan membuat orang lain marah. Masya Allah!, jika terapi kontrol emosi melalui metode puasa sebulan penuh dilakukan dengan sangat baik, insya Allah umat Islam adalah umat yang sabar, bukan umat "sumbu pendek" yang mudah memaki dan bertengkar.

Ayo, jadikan Ramadan sebagai momen terapi kontrol emosi secara masal agar umat Islam memiliki pribadi yang sabar, ramah dan penolong!

Wallahu A’lam. 

 Foto : Freepik


[1] Lihat emosi dalam KBBI, https://kbbi.web.id/emosi

Bagikan Konten Melalui :