-->

Ramadan: Latihan Istiqamah dan Ihsan dalam Bekerja

Ramadan adalah bulan suci yang penuh dengan keberkahan dan kesempatan untuk meningkatkan kualitas diri, baik dalam aspek spiritual maupun sosial.

Da'i Ambassador

Ramadan adalah bulan suci yang penuh dengan keberkahan dan kesempatan untuk meningkatkan kualitas diri, baik dalam aspek spiritual maupun sosial. Selama bulan ini, umat Muslim menjalani ibadah puasa yang tidak hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga melatih kesabaran, kedisiplinan, dan kejujuran. Selain itu, Ramadan menjadi momen refleksi dan pembelajaran dalam menjalani kehidupan yang lebih baik, termasuk dalam dunia kerja.

Ramadan bukan hanya bulan ibadah, tetapi juga sebuah pelatihan luar biasa dalam membentuk karakter kerja yang lebih baik. Dua nilai utama yang diajarkan selama Ramadan, yakni istiqamah (keteguhan) dan ihsan (keunggulan), dapat diterapkan dalam dunia kerja untuk meningkatkan produktivitas dan integritas.

1. Istiqamah dalam Bekerja 

Istiqamah berarti tetap teguh dalam menjalankan sesuatu dengan konsisten. Selama Ramadan, kita belajar untuk disiplin dalam menjalankan ibadah seperti sahur, puasa, shalat, dan membaca Al-Qur’an. Konsistensi ini dapat diterapkan dalam pekerjaan sehari-hari, misalnya dengan menjaga etos kerja yang tinggi, menyelesaikan tugas tepat waktu, dan tetap berkomitmen terhadap tanggung jawab yang diberikan.

Ramadan melatih kita untuk tetap teguh dalam ibadah meskipun ada tantangan seperti rasa lapar dan lelah. Hal ini mencerminkan bagaimana dalam dunia kerja kita juga harus tetap profesional dan berdedikasi meskipun menghadapi tekanan dan kesulitan.

Allah SWT berfirman:

QS. Al-Ahqaf:13
“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah,” kemudian mereka tetap istiqamah tidak ada rasa khawatir pada mereka, dan mereka tidak (pula) bersedih hati”. (QS. Al-Ahqaf: 13).

Dalam dunia kerja, istiqamah dapat diwujudkan dengan:

1. Menjaga profesionalisme dalam bekerja, baik dalam kondisi sulit maupun mudah. 

2. Tetap konsisten dalam memberikan yang terbaik, meskipun tidak diawasi langsung oleh atasan.

3. Menghindari kemalasan dan menunda pekerjaan.

2. Ihsan dalam Bekerja

Ihsan mengajarkan kita untuk melakukan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya, seolah-olah kita melihat Allah, atau setidaknya menyadari bahwa Allah selalu melihat kita. Dalam dunia kerja, konsep ihsan mendorong kita untuk bekerja dengan kualitas terbaik, penuh tanggung jawab, dan dengan niat yang baik.

Selama Ramadan, kita diajarkan untuk tidak hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga menjaga hati dan perbuatan agar tetap baik. Hal ini sejalan dengan konsep ihsan dalam bekerja, di mana kita tidak hanya sekadar menyelesaikan tugas, tetapi juga melakukannya dengan kesungguhan dan integritas.

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:

HR. Thabrani
"Sesungguhnya Allah mencintai apabila seseorang di antara kalian melakukan suatu pekerjaan, ia menyempurnakannya." (HR. Thabrani).

Beberapa cara menerapkan ihsan dalam pekerjaan:

1. Menjalankan tugas dengan penuh kesungguhan dan tidak asal-asalan. 

2. Mengutamakan kualitas dalam setiap pekerjaan yang dilakukan. 

3. Menjaga integritas dan menjauhi praktik-praktik tidak jujur seperti korupsi dan kecurangan.

3. Menghubungkan Istiqamah dan Ihsan dengan Produktivitas Kerja

Kombinasi antara istiqamah dan ihsan akan menciptakan individu yang produktif, berdisiplin tinggi, dan bertanggung jawab. Seorang pekerja yang menerapkan istiqamah tidak mudah menyerah, sementara pekerja yang memiliki ihsan akan selalu memberikan yang terbaik. Dengan demikian, hasil kerja menjadi lebih maksimal, dan lingkungan kerja menjadi lebih kondusif.

Ramadan mengajarkan kita pentingnya mengatur waktu dan menjalani kehidupan dengan penuh kesadaran. Disiplin dalam beribadah selama Ramadan dapat diterapkan dalam dunia kerja, seperti mengelola waktu dengan baik, tidak menunda pekerjaan, serta tetap produktif meskipun sedang berpuasa. 

Sebagaimana dalam hadis Nabi Muhammad SAW:

HR. Muslim
"Sesungguhnya Allah telah mewajibkan ihsan dalam segala hal". (HR. Muslim).

4. Fiqh Muamalah dalam Bekerja

Dalam Islam, fiqh muamalah mengatur bagaimana manusia berinteraksi dalam aktivitas ekonomi dan pekerjaan agar sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Beberapa aspek fiqh muamalah yang harus diperhatikan dalam bekerja adalah:

1. Kejujuran dan Amanah: Pekerjaan yang dilakukan harus jujur dan tidak mengandung unsur penipuan atau ketidakadilan. Rasulullah SAW bersabda:

HR. Tirmidzi
"Pedagang yang jujur dan terpercaya akan bersama para nabi, orang-orang yang benar, dan para syuhada”. (HR. Tirmidzi).

2. Halal dan Thayyib: Sumber penghasilan harus berasal dari pekerjaan yang halal dan tidak bertentangan dengan hukum Islam. Allah SWT berfirman:

QS. Al-Baqarah: 172
“Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepada kamu…”. (QS. Al-Baqarah: 172).

 3. Keadilan dalam Gaji dan Hak Pekerja: Islam menekankan pentingnya memberikan upah yang layak dan tepat waktu kepada pekerja sebagaimana dalam hadis Rasulullah SAW:

HR. Ibnu Majah
"Berikanlah pekerja upahnya sebelum keringatnya kering". (HR. Ibnu Majah).

4. Menghindari Riba dan Kecurangan: Setiap transaksi atau aktivitas bisnis dalam pekerjaan harus terbebas dari unsur riba, gharar (ketidakjelasan), dan penipuan. Allah SWT berfirman:

HR. Bukhari & Muslim
“Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri”. (HR. Bukhari & Muslim). 

Dalam Ramadan, kita diajarkan untuk tidak hanya mencari keberkahan dalam ibadah, tetapi juga dalam aspek muamalah. Dengan memahami fiqh muamalah dalam bekerja, seorang Muslim tidak hanya mendapatkan keberkahan dalam rezeki, tetapi juga menjadikan pekerjaannya sebagai bentuk ibadah kepada Allah.

Kesimpulan

Ramadan adalah bulan pembelajaran yang luar biasa. Jika nilai-nilai istiqamah dan ihsan yang kita pelajari selama Ramadan diterapkan dalam pekerjaan sehari-hari, maka tidak hanya produktivitas kita yang meningkat, tetapi juga keberkahan dalam rezeki dan kehidupan. Dengan tambahan pemahaman fiqh muamalah, kita dapat memastikan bahwa pekerjaan yang kita lakukan sesuai dengan syariat Islam. Ramadan mengajarkan kita untuk lebih disiplin, bertanggung jawab, dan bekerja dengan penuh kejujuran serta ketulusan. Mari kita jadikan Ramadan sebagai momentum untuk menjadi pribadi yang lebih baik, tidak hanya dalam ibadah, tetapi juga dalam dunia kerja.

--------

1- Solahuddin Al-Ayubi, S.H.I., M.E. adalah Dai Ambasador Dompet Dhuafa Australia 2025, Penyuluh Agama Islam di Kementerian Agama Kabupaten Bogor, serta Dai Muamalah di Koperasi Syariah BMI. Aktif dalam dakwah ekonomi Islam dan pemberdayaan umat. 

Bagikan Konten Melalui :