Rahimahullah, Ust. Yahya Waloni!
Belum lama ini, umat islam di Indonesia menerima kabar duka yang sangat mendalam. Dialah, Ustaz Yahya Waloni, seorang da’i yang tiada kenal lelah berdakwah ke seluruh penjuru Indonesia

Setiap muslim sangat mengharapkan mati dalam keadaan baik, husnul khatimah. Mungkin kita sering mendengar salah satu redaksi doa yang dipimpin oleh seorang Ustaz atau imam setelah salat jamaah, Ya Allah biha, Ya Allah biha, Ya Allah bi husnil khatimah. Ya, itulah salah satu untaian doa yang sangat indah dan penuh harap.
Belum lama ini, umat islam di Indonesia menerima kabar duka yang sangat mendalam. Dialah, Ustaz Yahya Waloni, seorang dai yang tiada kenal lelah berdakwah ke seluruh penjuru Indonesia. Siang dan malam beliau mendakwahkan tauhid dan mengajak umat Islam memperteguh keislamannya, jangan sampai lepas atau murtad, naudzu billah!
Sebelum menerima hidayah dan masuk Islam, beliau merupakan mantan pendeta. Beliau meraih gelar doktor dari Institut Theologia Oikumene Imanuel Manado pada 10 Januari 2004. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Sekolah Tinggi Theologia Calvinis di Sorong dan Rektor Sekolah Tinggi Teologi Eben-Haezer di Sumatera Selatan. Selain itu, ia juga pernah menjadi dosen di Universitas Balikpapan hingga tahun 2006 .
Jika melihat latar belakang, tentunya beliau hidup berkecukupan dan termasuk orang terpandang di kalangan umat Kristen, khususnya di Manado. Namun, fasilitas dan strata sosial bukanlah ukuran bagi orang yang menerima hidayah Allah. Untuk memutuskan menjadi seorang mualaf, beliau dan keluarga sudah sangat siap dengan ujian harta dan status sosial. Beliau bertawakal kepada Allah dengan segala kemungkinan yang terjadi setelah teguh menjadi mualaf. Jangankan ujian harta, nyawa sekalipun beliau siap korbankan demi mempertahankan keislaman dan upaya mengonter pihak-pihak yang memperburuk citra Islam dan memurtadkan umat Islam.
Melihat kegigihan Almarhum, tentu mengingatkan kita kepada para sahabat Rasulullah SAW. Tidak sedikit dari para sahabat yang dahulunya sangat benci dengan Islam sebelum mereka memperoleh hidayah. Tapi setelah cahaya Islam memasuki kalbu, justru mereka sangat setia kepada Islam dan mengorbankan jiwa raga berjuang bersama Rasulullah SAW. Beruntunglah para sahahat Rasulullah. Mereka adalah generasi terbaik umat Islam sepanjang masa.
Allah SWT tentunya sangat menyayangi Almarhum Ustaz Muhammad Yahya Waloni. Beliau wafat dengan sangat indah. Beliau dipanggil oleh Allah saat menyampaikan khutbah kedua Salat Jumat di Masjid Darul Falah, yang terletak di Kompleks Perumahan Minasa Upa, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan . Beliau wafat di hari Jumat, bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha 1446 H dan wafat saat meyampaikan khutbah Jum’at.
Allah berfirman:
إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُوا۟ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسْتَقَٰمُوا۟ تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا۟ وَلَا تَحْزَنُوا۟ وَأَبْشِرُوا۟ بِٱلْجَنَّةِ ٱلَّتِى كُنتُمْ تُوعَدُونَ.
“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, "Tuhan kami adalah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu." (Q.S. Fusshilat: 30).
Bagi kita yang sudah Islam sejak lahir, cobalah berkaca dan bertanya kepada diri kita masing-masing. Begini pertanyaannya, “Sejauh mana kontribusimu kepada umat Islam?” Jika merasa belum banyak, apalagi tidak sama sekali, minimal tidak menjadi sampah bagi kaum muslimin!"
Rahimahullah, Ustad Muhammad Yahya Waloni.
Wallahu A’lam.
Foto : Tangkapan Layar