Pesantren Mualaf Indonesia Dompet Dhuafa (PEMULIA DD) laksanakan Assessment Program di wilayah Kaimana, Papua Barat
Kaimana – Pesantren Mualaf Indnonesia Dompet Dhuafa bekerjasama dengan Pondok Pesantren AFKN dan jaringan alumni AFKN Wilayah Kaimana, menggelar Assessment program pembinaan keislaman kepada para mualaf di wilayah kaimana Provinsi Papua Barat.
Ustadz Muhammad Labib, S.S.I, C.DAI yang mewakili Pesantren Mualaf Indonesia Dompet Dhuafa pada kesempatan tersebut menyampaikan bahwa, Assessment lokasi pembinaan keislaman kepada para mualaf ini merupakan bagian tahapan sebelum pelaksanaan program. “Nantinya melalui hasil Assessment ini akan menjadi pertimbangan besar berdirinya program pembinaan keislaman untuk para mualaf di wilayah Kabupaten Kaimana” ujarnya. Dirinya juga menyampaikan bahwa program pembinaan keislaman kepada para mualaf ini bermaksud untuk menguatkan pengetahuan tentang Keimanan dan Keislaman mualaf, sehingga para mualaf yang menyatakan diri masuk islam karena pernikahan atau hal lainnya bisa mempertahankan keislamannya, bukan hanya sebatas sebuah syarat pernikahan. Kegiatan yang berlangsung selama 4 (hari) tersebut disambut baik oleh Ustadz Muhammad Karet beserta jajaran pemerintah dinas sosial dan lainnya "Kaimana ini wilayah yang amat tinggi toleransi dibandingkan dengan wilayah papua lainnya, 50% beragama Islam dan sebagian lagi non, disini toleransi sangat tinggi, tapi dengan kondisi wilayah yang seperti ini beberapa kelompok malah justru memanfaatkan dengan menjadikan agama hanya sebatas status karena persyaratan menikah, yang pada akhirnya banyak sekali mualaf yang tidak terbina" ujarnyaKaimana yang terkenal dengan kota senja ini berhasil memikat hati Ibu Fatimah Maturbongs kelahiran tanah Maluku Utara yang sekarang menetap di kaimana, beliau sering hadir sebagai penyambung suara para mualaf di kaimana “Lokasi yang berjauhan dan tidak adanya transportasi umum menjadi penyebab utama mualaf disini tidak mendapatkan pembinaan secara intensif, untuk kaimana yang yang wilayahnya lebih banyak harus ditempuh dengan perjalanan laut ini menjadi berkali-kali lipat biayanya ketika tidak ada transportasi umum” ujarnyaPerjalanan menuju salah satu kampung warwasih contohnya menjadi tantangan yang harus dihadapi, cuaca yang tidak menentu dan tidak adanya transportasi laut umum membuat setidaknya 4 juta rupiah harus dimiliki agar bisa membeli minyak untuk satu kapal yang di fasilitas pemerintah setiap kampung nya. “Baru-baru ini saja kami mendapati warga yang mau masuk Islam, tapi saya bilang, dorang kasih tau dulu keseriusan mau masuk Islam baru akan dibimbing syahadat, karena agama Islam ini berdiri dengan 6 rukun Iman dan 5 rukun Islam, itu harus dilaksanakan semua nya, bukan hanya syahadat yang merupakan bagian dari rukun Islam” Ujar Ustadz Muhammad Zein selaku Ketua MUI Kabupaten Kaimana dalam agenda diskusi bersama para tokoh masyarakat dan pemerintahan. Ketua alumni Pondok AFKN akrab dipanggil paman MW menyampaikan bahwa dengan situasi dan kondisi yang sudah ustadz tau, kami bersama semua alumni AFKN makanya sangat siap sekali jika akan ada program kolaborasi terkait penguatan pembinaan mualaf dan siap untuk melakukan koordinasi dengan jajaran pemerintah kabupaten kaimana.