-->

Nenek Muallaf Ini Menangis Ingin Tinggal dan Shalat di Masjid

Hidayah itu menyapa nenek ini, kala putri tercintanya dinikahi seorang pria Muslim.

Da'i Ambassador Apa kira-kira yang terpikirkan dan paling diinginkan oleh orang yang hatinya mendapatkan hidayah? Allahu Akbar, mereka tidak lain sangat menginginkan nikmatnya ajaran Islam. Di satu tempat binaan kami, ada seorang muallaf. Beliau sudah nenek-nenek, tinggal di perkampungan minoritas di daerah Kabupaten Halmahera. Mak Wati namanya. Ia hidup sebatang kara di sebuah rumah papan sederhana. Saudara kakak dan adik kandungnya beragama Kristen. Tetangga kanan kirinya pun beragama Kristen. Meski nenek muallaf ini dibujuk oleh saudara-saudaranya bahkan didatangi para pendeta agar kembali ke agama mereka, Namun, nenek ini tetap tegar dengan pendiriannya untuk beragama Islam. Setiap hari hatinya selalu diliputi rasa rindu ingin tinggal di dekat Masjid sehingga bisa selalu shalat di rumah Allah. Satu-satunya kesedihan yang terus menguatkan keinginannya adalah bisa dekat dan tinggal di Masjid. Untuk sampai ke Masjid terdekat di kampung Islam, Mak Wati mesti berjalan sejauh 8 km. Sedangkan jarak masjid di Kampung Islam terdekat sekitar 8 km. Nenek ini selalu menangis karena ingin (bisa) shalat di Masjid. Sampai air matanya berguguran ketika nenek ini mengutarakan ingin tinggal di dekat Masjid agar bisa shalat di sana. Namun keadaan belum memungkinkan, sehingga dengan sangat terpaksa Mak Wati pun sehari-hari shalat sendiri di rumah papannya. Hidayah itu menyapa nenek ini, kala putri tercintanya dinikahi seorang pria Muslim. Di sana Mak Wati seperti melihat sinar-sinar kebenaran yang terus mengusik hatinya. Nenek ini pun masuk Islam ketika anak perempuannya menikah dengan seorang laki-laki Muslim. Namun anak perempuannya meninggal karena penyakit yang ia deritanya. Beliau ini selalu mengingat anaknya ketika meninggal dalam keadaan tersenyum. Ia pun sering bermimpi anaknya, bahwa ia dalam keadaan senang dan minta supaya dirinya segera memeluk Islam. Allahu Akbar, hidayah hanya Allah yang punya. Sekalipun mengenal Islam dalam usia tak muda, tinggal di daerah minoritas dan jauh dari jangkauan Ibu Kota negara, Mak Wati tetap punya gairah menjalankan ajaran Islam. Bersyukur nenek muallaf ini selalu puasa full di bulan Ramadhan. Walaupun beliau sendirian di kampung dimana Muslim minoritas. Semoga nenek ini diberi kemudahan untuk tinggal di Masjid dan diberi keistiqomahan dalam agama-agma Islam. Aamiin. (Nurhadi/Dai Pedalaman Cordofa)

Bagikan Konten Melalui :