Menghidupkan Malam Nisfu Sya’ban
Menghidupkan malam nisfu Sya’ban dengan ibadah biasanya dilakukan dengan membaca surat Yasin tiga kali. Setelah membacanya, kita berdoa kepada Allah agar doa kita dijabah. Hal ini sudah sangat biasa dilakukan di negeri kita

Menghidupkan Malam Nisfu Sya’ban
Nisf (???) artinya setengah. Malam Nisfu Sya’ban artinya malam pertengahan pada bulan Sya’ban. Sejak kecil, kita sudah biasa mengikuti ibadah berjamaah pada malam ini di berbagai masjid, musala, majlis-majlis ta’lim ataupun bersama keluarga di rumah.
Menghidupkan malam nisfu Sya’ban dengan ibadah biasanya dilakukan dengan membaca surat Yasin tiga kali. Setelah membacanya, kita berdoa kepada Allah agar doa kita dijabah. Hal ini sudah sangat biasa dilakukan di negeri kita, Indonesia, walaupun ada saja sebagian kecil masyarakat kita yang tidak terbiasa dan ada juga yang mengatakanya bid’ah.
Bagi yang sudah terbiasa dengan Yasinan, lanjutkan saja! Toh, dalam praktik fiqih ibadah, perbedaan pandangan selalu ada sampai hari kiamat. Kebiasaan membaca Surat yasin 3 kali sudah biasa diamalkan oleh para ulama kita sejak dulu dan tentu tidak serampangan dalam mengajarkan umat. Bagi yang tidak sependapat, silakan berzikir saja, jaga hati dan lisan agar memperoleh pahala dari Allah Azza Wa Jalla.
Mengenai malam nisfu Sya’ban, memang ada fadhilah (keutamaan) khusus. Ada beberapa hadis sahih yang mengutarakannya. Berikut kami kutip beberapa hadis dalam kitab Fadhail Al-Awqat, karya salah seorang pakar hadis, Al-Imam Al-Hafizh Al-Baihaqi:[1]
???? ??????? ???? ??????? ???? ?????????? ?????? ????? ???????? ????????? ?????: «????????? ??????? ????????? ?????????? ????? ???????? ??? ???????? ????????? ???? ????????? ?????????? ????????? ???????? ?????? ?????????? ???? ?????????»
Dari Mu'adz bin Jabal, dari Nabi SAW beliau berkata, "Allah Tabaraka wa Ta'ala melihat kepada makhluk-Nya pada malam Nisfu Sya'ban, lalu Allah mengampuni seluruh makhluk-Nya kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan." (HR. Al-Baihaqi).
Berikut juga, hadis:
???? ??????? ???? ????? ??????? ????? : ????? ???????? ??????? : ????? ??????? ???????? ???????? ???? ????????? ??????????? ????????? ?? ???????? ?????????? ??????? ??????? ???????? ???????? ?????? ?????????? ????????? ????? ??????? ?????????? ????????? : ????? ???? ???????????? ??? ?????????? ???? ! ????? ???????????? ???????????? : ????? ????????? ????????????? ! ????? ????? ... ???? ????? ... ?????? ???????? ????????
Dari Ali bin Abi Thalib RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Apabila tiba malam Nisfu Syaban, salatlah pada malam harinya dan puasalah di siang harinya karena Allah menyeru hamba-Nya di saat tenggelamnya matahari lalu berfiman, 'Adakah yang meminta ampun kepada-Ku? Niscaya Aku akan mengampuninya, adakah yang meminta rezeki kepada-Ku? Niscaya akan memberinya rezeki, adalah yang demikian (maksudnya mengabulkan hajat hamba-Nya) ... Adakah yang demikian.. sampai terbit fajar'." (HR. Al-Baihaqi).
Dua hadis sahih ini kami anggap cukup bahwa amalam nisfu Sya’ban memiliki fadhilah secara khusus, yaitu:
- Ada perintah atau anjuran dari Rasulullah SAW untuk menghidupkan malam nisfu Sya’ban dengan berbagai macam ibadah lalu berpuasa di siang harinya.
- Allah mengabulkan doa pada malam ini sampai terbit fajar.
- Allah mengampuni dosa semua hambanya kecuali bagi para pelaku syirik dan orang yang saling bermusuhan dan belum bertaubat.
Lalu, apakah menghidupkan ibadah pada malam nisfu Sya’ban hanya bisa dilakukan dengan membaca Yasin 3 kali dan setelah magrib saja? Jawabnya tentu tidak terbatas dengan cara dan waktu tersebut. Malam nisfu Sya’ban bisa dihidupkan dengan berbagai macam ibadah, dimulai dari setelah salat magrib sampai datangnya waktu subuh. Bisa memperbanyak zikir, salawat, membaca Al-Qur’an dan salat malam. Membaca yasin termasuk zikir dan ibadah, jadi sah-sah saja, terlebih membaca surat Yasin memiliki fadhilah tersendiri, yaitu bagi yang membacanya malam hari, maka dosanya diampuni pada pagi harinya.
Jika ba’da maghrib tidak sempat membaca yasin 3 kali di masjid, maka silakan lakukan pada bagian malam lainya, bisa ba’da isya’, pukul 22.00 WIB atau sekaligus bangun di sepertiga malam untuk salat tahajud.
Wallahu A’lam.
Foto : Freepik
-------
[1] Abu Bakar Ahmad Ibn Al-Husain Al-Baihaqi, Fadha’il Al-Awqat, Maktabah Al-Manarah, Jeddah: Cetakan Pertama 1410 H, Hal 118-134.