MALAM LAILATUL QADAR DAN EKONOMI ISLAM: REFLEKSI KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Dalam kehidupan manusia, ada momen-momen istimewa yang diberikan oleh Allah SWT sebagai kesempatan emas untuk meraih keberkahan dan ampunan-Nya. Salah satu momen tersebut adalah Malam Lailatul Qadar

Dalam kehidupan manusia, ada momen-momen istimewa yang diberikan oleh Allah SWT sebagai kesempatan emas untuk meraih keberkahan dan ampunan-Nya. Salah satu momen tersebut adalah Malam Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan. Malam ini merupakan anugerah luar biasa yang diberikan kepada umat Islam di bulan Ramadan. Malam Lailatul Qadar bukan hanya tentang kemuliaan spiritual, tetapi juga memiliki hikmah luas yang dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam Ekonomi Islam.
Dalam sistem ekonomi modern, sering kali manusia hanya berorientasi pada keuntungan materi semata tanpa memperhatikan nilai keberkahan dan keadilan. Kita melihat bagaimana ketimpangan ekonomi semakin melebar, praktik riba dan spekulasi semakin marak, serta banyaknya orang yang menghalalkan segala cara demi mendapatkan keuntungan. Dalam Islam, ekonomi bukan sekadar soal transaksi dan akumulasi harta, tetapi juga tentang bagaimana harta itu diperoleh, digunakan, dan didistribusikan dengan adil dan berkah.
Malam Lailatul Qadar mengajarkan kita bahwa ada hal yang lebih penting daripada sekadar jumlah kekayaan, yaitu keberkahan dalam rezeki, keadilan dalam transaksi, serta investasi untuk akhirat. Nilainilai ini menjadi fondasi utama dalam Ekonomi Islam yang mengedepankan kesejahteraan bersama, bukan hanya kepentingan individu. Oleh karena itu, kita perlu merenungkan bagaimana prinsip-prinsip yang terkandung dalam malam istimewa ini dapat diaplikasikan dalam pengelolaan ekonomi pribadi maupun masyarakat.
Keistimewaan Malam Lailatul Qadar
Lailatul Qadar adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan, sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Quran:
Malam ini penuh keberkahan dan menjadi momen terbaik untuk meningkatkan ibadah, memperbanyak doa, serta berbagi kepada sesama. Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa yang menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni." (HR. Bukhari dan Muslim)
Refleksi Ekonomi Islam dari Lailatul Qadar
Dalam kehidupan sehari-hari, keberkahan yang terdapat dalam Lailatul Qadar juga dapat kita refleksikan dalam prinsip-prinsip Ekonomi Islam:
1. Keberkahan dalam Rezeki
Lailatul Qadar mengajarkan bahwa keberkahan lebih utama daripada sekadar jumlah harta. Islam tidak hanya menilai kekayaan dari segi kuantitas tetapi juga dari segi manfaat dan keberkahannya. Allah SWT berfirman:
2. Spirit Sedekah dan Zakat
Salah satu amalan utama di malam Lailatul Qadar adalah memperbanyak sedekah. Rasulullah SAW bersabda:
"Sedekah yang paling utama adalah sedekah di bulan Ramadan”. (HR. Tirmidzi)
Dalam ekonomi Islam, sedekah dan zakat adalah instrumen distribusi kekayaan agar tidak terjadi ketimpangan sosial. Misalnya, seseorang yang memiliki penghasilan lebih dapat memberikan sebagian hartanya kepada fakir miskin atau membantu modal usaha kecil. Ini akan menciptakan keseimbangan ekonomi dan menghindari monopoli kekayaan.
3. Prinsip Keadilan dan Keberlanjutan
Lailatul Qadar juga mengajarkan nilai keadilan. Dalam ekonomi Islam, prinsip keadilan harus diterapkan dalam setiap transaksi. Islam melarang riba (bunga yang menzalimi), gharar (ketidakjelasan), dan maisir (perjudian), karena dapat merusak sistem ekonomi yang sehat.
Allah SWT berfirman:
Contohnya dalam kehidupan sehari-hari adalah seorang muslim yang memilih menabung di bank syariah atau berinvestasi di bisnis halal daripada menggunakan sistem ribawi yang dilarang dalam Islam.
4. Investasi Akhirat
Malam Lailatul Qadar mengajarkan kita bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara. Oleh karena itu, selain investasi duniawi, kita juga harus fokus pada investasi akhirat. Rasulullah SAW bersabda:
"Apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya”. (HR. Muslim)
Salah satu bentuk investasi akhirat adalah wakaf. Misalnya, seseorang yang mewakafkan tanah untuk masjid atau sekolah Islam, akan mendapatkan pahala yang terus mengalir meskipun ia telah meninggal.
Kesimpulan
Malam Lailatul Qadar bukan hanya tentang ibadah ritual, tetapi juga menjadi inspirasi bagi kita dalam menjalani kehidupan, termasuk dalam aspek ekonomi. Dengan menerapkan prinsip keberkahan dalam rezeki, semangat berbagi melalui sedekah dan zakat, keadilan dalam transaksi, serta investasi akhirat, kita dapat menjalani hidup yang lebih bermakna dan mendapatkan keberkahan di dunia serta akhirat.
Semoga kita termasuk orang-orang yang mendapatkan keberkahan Lailatul Qadar dan meraih kebahagiaan dunia serta akhirat.
Aamiin ya Rabbal ‘Alamin.
Wallahu a’lam bish-shawab.
---------
1- Solahuddin Al-Ayubi, S.H.I., M.E. adalah Dai Ambasador Dompet Dhuafa Australia 2025, Penyuluh Agama Islam di Kementerian Agama Kabupaten Bogor, serta Dai Muamalah di Koperasi Syariah BMI. Aktif dalam dakwah ekonomi Islam dan pemberdayaan umat.