
Assalamu'alaikum Wr Wb.
Terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk berkonsultasi khususnya masalah shalat.
Suatu ketika saya shalat maghrib dan saya lupa duduk tasyahud awal di rakaat kedua. Saya baru ingat ketika posisi saya sudah berdiri pada rakaat ketiga. Saat itu saya bingung, apakah saya harus kembali duduk atau meneruskan shalat saya. Setelah salam saya ragu, apakah shalat saya sah atau tidak.
Pertanyaan saya, apakah shalat saya tidak sah?
Jawaban:
Wa'alaikumussalam Wr Wb.
Di dalam pelaksanaan shalat, ada yang perkara yang termasuk rukun dan ada pula yang perkara yang statusnya sunah.
Sunah dalam shalat terbagia dua, ada sunah ab’ad dan sunah hai’at.
Jika yang tertinggal adalah perkara rukun dan kita ingat hal itu masih dalam keadaan shalat, maka wajib mengerjakan rukun yang tertinggal tersebut. Misalnya, kita lupa ruku pada rakaat ketiga. Di saat itu kita langsung sujud. Di saat kita duduk diantara dua sujud, kita ingat bahwa tadi kita lupa rukuk. Maka di saat itu, langsung kita bangkit kemudian rukuk dan melanjutkan rukun-rukun berikutnya setelah rukuk sampai dengan tasyahud akhir. Sebelum salam, kita dianjurkan untuk melakukan sujud sahwi dua kali kemudian baru salam.
Dan jika kita mengingat rukuk yang tertinggal tadi setelah shalat selesai dan waktu ingatnya tidak dalam keadaan waktu yang lama, maka kita bertakbiratul ihram lalu kemudian rukuk dan melanjutkan rukun-rukun berikutnya hingga tasyahud akhir. Dan sebelum salam kita dianjurkan untuk melakukan sujud sahwi dua kali baru kemudian salam.
JIka yang tertinggal (lupa) adalah perkara sunah ab’ad seperti tasyahud awal dan qunut subuh, maka tidak perlu mengulang dan bisa diganti dengan sujud sahwi sebelum melakukan salam.
Inilah poin pertanyaan anda, bahwa duduk tasyahud awal bukanlah perkara rukun, tapi masuk pada sunah ab’ad. Maka jika anda lupa tasyahud awal dan anda ingat hal itu ketika posisi sudah berdiri pada rakaat ketiga, maka Anda tidak perlu kembali duduk tasyahud awal, Anda harus tetap berdiri dan melanjutkan shalat sampai tasyahud akhir. Dan sebelum salam, Anda dianjurkan melakukan sujud sahwi dua kali lalu setelah itu baru salam. Oh ya, sujud sahwi itu hukumnya sunnah, sekalipun ditinggalkan tidak mempengaruhi keabsahan shalat.
Berikut keterangan dalam kitab Fath Al-Qarib:
(??????) ?? ????? ?????? (?? ???? ????? ??? ?????? ??????) ??? ??? ?????? ????? ????? ????? ??? ??????? ??????? ?? ???? ???? ??? ??? ???? ?????? ?????? ??????? ???? ?????? ?? ?????? ??? ?? ?????? ?? ?????? ??? ???? ?????? ?????? ?????? ??? ?????? ??? ??? ??????? ??? ?????? ??????? ????? (???? ???? ????? ????) ?? ???? ??? ????? ?? ????? ?????? ????? ?????? ?????? ??? ??????? ?????? ??? ?????? ????? ?????? ??????? ?? ?????? ??? ??? ????? ?? ????? ?????? ?? ????? ??????? ??????? ??????? ??? ????? ?? ?????? ?????? ??????? ??? ???? ?? ?????? ??????.
Artinya:
“Sunah ab’ad ketika ditinggalkan oleh orang yang shalat, maka ia tidak diperkenankan kembali untuk melakukannya setelah ia dalam posisi melakukan bagian fardu. Sehingga, barang siapa semisal meninggalkan tasyahud awal, kemudian ia ingat setelah dalam posisi berdiri tegak, maka tidak diperkenankan kembali ke posisi tasyahud. Jika ia kembali ke posisi tasyahud dalam keadaan tahu akan keharamannya, maka sholatnya batal.
Atau dalam keadaan lupa bahwa ia sedang melakukan shalat, atau tidak tahu akan keharamannya, maka shalatnya tidak batal namun harus berdiri ketika sudah ingat.
Jika ia adalah seorang makmum, maka wajib kembali keposisi tasyahud karena untuk mengikuti imam. Akan tetapi disunahkan baginya untuk melakukan sujud sahwi ketika dalam kasus tidak kembali atau kembali ke posisi tasyahud dalam keadaan lupa.
Yang dikehendaki mushannif dengan “sunah” di sini adalah sunah-sunah ab’ad yang berjumlah enam perkara. Yaitu tasyahud awal, duduk tasyahud awal, qunut di dalam sholat Subuh dan di akhir sholat witir di separuh bulan kedua dari bulan Ramadhan, berdiri untuk melakukan qunut, bacaan sholawat untuk baginda Nabi Saw di dalam tasyahud awal, dan bacaan sholawat untuk keluarga baginda Nabi Saw di dalam tasyahud akhir.”
Adapun jika yang kita tinggalkan adalah perkara sunah hai’at, maka tidak perlu mengulang hal tersebut dan disunahkan untuk sujud sahwi.
Demikian, semoga bermanfaat.
Wallahu A’lam.
Foto : Unsplash
Bagikan Konten Melalui :