Kuatkan Saudara Kita, Bangkitkan Mereka!

Jangan hanya bersedih melihat video para korban banjir bandang di medsos! Jangan hanya sibuk berdiskusi dan menyalahkan siapa biang keladi penyebab bencana!

Da'i Ambassador

Tidak ada yang dapat memprediksi kapan musibah datang, terutama bencana besar yang melanda sebuah daerah. Bencana alam adalah ujian yang datang dengan sangat cepat, dan merubah segala hal dalam sekejap. Canda tawa anak-anak berubah menjadi tangisan pilu. Rumah ibadah, sekolah, dan rumah-rumah yang dulu menjadi tempat berlindung, kini hancur lebur dan menyisakan luka mendalam dalam hati setiap jiwa yang tersisa.

Bukan hanya harta benda yang hilang diterjang banjir bandang. Jiwa-jiwa para pejuang kehidupan yang berjuang untuk keluarga, anak-anak pewaris bangsa, dan ibu-ibu yang menjadi tiang negara, tidak sedikit yang terbawa arus deras dan tidak pernah kembali kepada keluarga mereka. Ajal mereka pergi bersama air bah yang menerjang apa saja yang ada di hadapannya.

Mereka yang terdampak musibah ini tidak hanya kehilangan materi. Trauma mendalam, kesedihan yang merobek hati, rasa terpuruk, dan keputusasaan menghantui setiap langkah mereka. Bangkit dari keterpurukan ini bukanlah hal yang mudah, terutama setelah air bah pergi meninggalkan puing-puing kenangan pahit.

Bagi kita yang tidak merasakan langsung apa yang mereka alami, sudah seharusnya kita berempati semaksimal mungkin. Inilah saatnya untuk membuktikan bahwa kita tidak hanya rajin dalam ibadah ritual, tetapi juga peduli terhadap sesama. Mereka lapar, kita tidak. Mereka kedinginan, sementara kita tidur nyenyak dengan selimut hangat, terlindung dari dinginnya AC. Mereka haus dan kesulitan mendapatkan air bersih karena listrik padam dan lumpur sisa banjir yang melanda. Kita dengan mudah menekan tombol dispenser, memilih air dingin atau panas yang sudah tersedia.

Baju yang mereka kenakan sudah bau, karena itulah satu-satunya pakaian yang mereka miliki. Sementara kita, dengan mudahnya, memasukkan baju kotor kita ke mesin cuci dan memilih salah satu dari tumpukan baju wangi di lemari kita. La Ilaha Illa Anta, Subhanaka Inna Kunna Minaz Zhalimin!

Jangan hanya bersedih saat melihat video saudara-saudara kita korban banjir yang beredar di media sosial. Saatnya kita bergerak, saatnya kita berbagi. Donasikan sebagian harta kita untuk meringankan beban mereka yang begitu berat saat ini. Percayakan bantuan kita kepada lembaga yang terpercaya, profesional, dan berpengalaman, seperti Dompet Dhuafa, yang siap menyalurkan bantuan kepada mereka yang benar-benar membutuhkan.

Proses pemulihan dari keterpurukan ini tidaklah instan. Butuh waktu lama untuk membangun dan memperbaiki rumah-rumah yang rusak, memulihkan kehidupan yang porak-poranda. Inilah alasan kita terus berdonasi, bukan hanya sekali, tetapi dengan konsistensi. Keterpurukan ini bukanlah sesuatu yang bisa diselesaikan dalam seminggu, seperti masalah sanitasi yang mampet. Butuh waktu dan usaha untuk mengembalikan kehidupan mereka ke jalur yang semestinya.

Jangan tunggu hingga besok! Jangan menunda-nunda atau sibuk mencari ayat Al-Qur'an atau hadis tentang keutamaan dan anjuran untuk berdonasi. Kita semua sudah sering mendengar dalil-dalil tersebut, meskipun kita mungkin tidak selalu menghafalnya dengan sempurna. Namun, yang lebih penting sekarang adalah bertindak, dan bukan menunggu atau hanya sekadar berdiskusi.

Sekaranglah saatnya! Mereka sudah lemas menahan lapar dan tak mampu tidur nyenyak karena runtuhnya rumah yang dulu mereka huni. Mereka membutuhkan kita sekarang, bukan nanti.

Bagikan Konten Melalui :