-->

Kisah Rifa’i, Pemberi Makan Psikiatri Jalanan.

Hampir dua tahun Ahmad Rifa’i (28) menjadi bagian dari tim LPM (lembaga Pelayan Masyarakat) Dompet Dhuafa di bidang pembagian makan psikiatri jalanan.

Da'i Ambassador Hampir dua tahun Ahmad Rifa’i (28) menjadi bagian dari tim LPM (lembaga Pelayan Masyarakat) Dompet Dhuafa di bidang pembagian makan psikiatri jalanan. Selama itu pula, ia mendapati berbagai pengalaman suka-duka dari profesinya tersebut. “Akhir 2013 saya masuk LPM sebagai surveyor wilayah Jakarta Timur yang hampir setiap hari keliling mencari dan mensurvey mustahik,” Ungkap Rifa’i yang kini menjadi koordinator Pejuang Masyarakat LPM Dompet Dhuafa akhir April lalu di Ciputat. Meski kini menjadi koordinator, Suami dari Hilwah Haudati (25) ini tak jarang turun ke lapangan untuk survey mustahik dan membagikan makan psikiatri yang ada di jalanan. Ia tak pernah mengeluh meski dalam keadaan serumit apapun. “Hampir setiap saya survey mustahik, tak jarang saya melihat para psikiatri yang ada di jalanan, ya saya kasih makan dan saya ajarin cara makan dan cuci tangan yang baik.” Tutur Rifa’i dengan seyum lebarnya. Masyarakat pun sangat memberikan dukungan positif tehadap Rifa’i dan tim dalam melakukan tugasnya, sebagian masyarakat sering menunjukkan keberadaan para psikiatri yang ada di sekitarnya kepada Rifa’i dan tim. Pengalaman tidak mengenakkan pun kerap kali dirasakan oleh ayah dari Aufar Al-Faruq (2) ini dan tim saat memberikan makan para psikiatri di jalanan. Dari mulai di acuhkan hingga melihat kondisi fisik para psikiatri yang ditemui. “Sering banget saya di cuekin, di tinggalin gitu aja sampai ada yang buang hajat di depan saya, ya begitulah sikap para psikiatri, macam-macam tingkahnya”. Kata Rifa’i. Belajar dari pengalaman, Rifa’i dan tim pun menemukan solusi. Mereka membagikan makan kepada para psikiatri yang sedang istirahat agar makanan pun dapat diterima dengan baik. Berbeda dengan psikiatri yang sedang jalan, hampir setiap makanan yang diberikan di acuhkan bahkan sampai di buang. “Mudah-mudahan masyarakat umum pun dapat lebih peduli lagi kepada para psikiatri serta kondisi mereka. Jika mereka tak punya pakaian, di kasih pakaian. Jika melihat kondisinya lemas, di beri makan. Toh mereka juga kan manusia.”Tutur Rifa’i dengan penuh harap. (Fajar/DompetDhuafa)

Bagikan Konten Melalui :