Husnuzan kepada Allah

di sadari atau tidak, terkadang kita suka lalai dengan nikmat nikmat Allah yang melekat di diri kita, sehingga mengakibatkan prasangka buruk terus melekat dipikiran. padahal kita tahu bahwa prasangka buruk akan menjerumuskan kita menjadi hamba yang kufur

Da'i Ambassador

Husnuzan berakar dari dua suku kata. Hasuna yahsunu husnan yang artinya baik atau indah. "hasuna yahsunu" bisa diartikan secara sederhana sebagai "baik, menjadi baik, atau berbuat baik" dan "Zan" artinya prasangka atau dugaan. Jadi husnuzan bisa kita artikan sebagai kecenderungan untuk berpikir positif atau berbaik sangka/prasangka baik. Adapun lawan kata dari Husnuzan adalah Su'uzan atau prasangka buruk.
Berbaik sangka kepada Allah adalah tanda kuatnya keimanan seseorang. Sehingga setiap muslim dituntut untuk senantiasa berusaha berhusnuzan dalam setiap keadaan.

Dalam sebuah hadis qudsi disebutkan bahwa Allah SWT sesuai dengan persangkaan hamba-Nya. Pengertian hadis qudsi itu sendiri ialah wahyu dari Allah SWT yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW yang bukan merupakan bagian dari Al-Qur'an, kemudian disampaikan kepada umat dengan redaksi dari Nabi shallahu 'alaihi wasallam sendiri. Hadits qudsi tersebut berbunyi:

 

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
 ، قَالَ : (( يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي ، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي ، فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ، ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي ، وَإِنْ ذَكَرنِي فِي مَلَأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ



Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat).” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 6970 dan Muslim, no. 2675]

Hadis ini menerangkan pentingnya seorang muslim senantiasa berhusnuzan kepada Allah SWT. dengan selalu berbaik sangka maka setiap muslim akan senantiasa berada dalam semangat dan tidak gampang putus asa.

Al Imam Nawawi menjelaskan bahwa maksud hadis ini ialah agar umat senantiasa berbaik sangka kepada Allah SWT. Dalam hal ini, harus muncul sebuah kesadaran dalam diri seorang hamba bahwa Allah senantiasa bersama dengan hamba-Nya ketika ia mengingat-Nya, Allah selalu membersamai hamba tersebut dengan rahmat-Nya, memberikan taufik, hidayah, dan perhatian.

Husnuzan kepada Allah, itulah yang diajarkan pada kita dalam tiap doa. Ketika kita berdoa pada Allah kita harus yakin bahwa doa kita akan dikabulkan ,tentunya tanpa mengesampingkan sebab terkabulnya doa dan menjauhi berbagai pantangan yang menghalangi terkabulnya doa. Dan ingatlah bahwasanya doa itu begitu ampuh jika seseorang berhusnuzan kepada Allah. Jika seseorang berdoa dalam  keadaan yakin doanya akan terkabul, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

اُدْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لاَ يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ

Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai.” (HR. Tirmidzi, no. 3479 )

Beberapa alasan mengapa penting bagi setiap Muslim untuk selalu berbaik sangka kepada Allah adalah :
1. Menjaga kedamaian hati
2. Terhindar dari sikap putus asa
3. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan
4. Menumbuhkan rasa syukur
5. Membuka jalan pertolongan Allah SWT.

Semoga kita senantiasa menjadi hamba yang selalu berhusnuzan kepada-Nya. Menerima semua ketetapan Allah dengan lapang dada dan berkeyakinan bahwa semua yang datang dari Allah adalah kebaikan.

Wallahu A'lam...

Foto : Freepik

Referensi :
1. Al minhaj Syarah shahih muslim
2. Bahjah An-Ndzirin syarah Riyadhuh Shalihin

Bagikan Konten Melalui :