-->

Hentikan Persaudaraan Basi-Basi!

Da'i Ambassador
Hehe.. Mungkin pembaca merasa agak aneh dengan judul tulisan diatas. Apa iya ada persaudaraan yang cuma basa-basi? Ya jelas ada. Faktanya banyak, tengok saja media sosial yang berseliweran setiap hari di HP kita. Coba lihat para politikus atau tokoh publik yang berjabat erat dan senyum sumringah ketika mereka bertemu di hadapan para wartawan. Tapi coba lihat di belakang layar! Mereka saling menikam dan saling sikut dengan berbagai manuver agar lawan terjungkal!
Jika para politikus dan tokoh publik mesra di depan layar, itu mungkin sudah biasa. Tapi yang membuat alis kita rada mengkerut adalah ketika melihat ada saudara kandung yang ‘diem-dieman’ bertahun-tahun walaupun setiap lebaran mereka salaman.  Antar sesame jamaah atau pengurus masjid juga begitu. Mereka shalat jamaah bareng, tapi ya begitu, di luar masjid mereka saling gibah satu sama lain! Berantem fisik mah kaga, tapi berantem hati sudah pasti! Ya itulah yang namanya persaudaraan basa-basi. Lalu bagaimana solusinya? Salah satu caranya adalah terus menggaungkan dan mengingatkan bahwa kita adalah saudara sesame muslim dan harus tulus, bukan basa-basi. Terus ingatkan bahwa kita adalah bersaudara dan harus terus mengokohkan persatuan lakasana satu bangunan kokoh. Larangan gibah dan suuzon harus terus diingatkan. Pesan Rasulullah dalam suatu hadis yang sangat indah juga harus didengungkan di setiap telinga orang beriman, ini hadisnya:

???? ????? ?????? ???? ?????????? ?????? ??????? ???????? ????????? ????? ????? ??????????? ???????????? ?????????????? ??????? ???????? ???????.

Dari Abu Musa dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Sesungguhnya seorang mukmin dengan mukmin lainnya seperti satu bangunan yang saling menguatkan satu sama lain.” (HR. Bukhari) Coba lagi kita tengok sejarah suku Aus dan Khazraj pra hijrah Nabi SAW ke Madinah. Dua suku besar ini bertahun-tahun main cakar-cakaran. Tapi lihatlah! Mereka dipersatukan oleh Islam. Dan lihat juga kaun Anshar dan Muhajirin! Jika ingat ini, nangislah kita. Betapa pribumi Madinah dan pendatang dipersatukan oleh Islam. Tak satupun kita dengar dari kaum Anshar mengatakan kepada Muhajirin seperti ini: “Situ kan pendatang!” Semoga para kyai, ustaz dan khatib-khatib Jumat tidak pernah bosan untuk mengingatkan bahwa kita adalah saudara dan tentunya bukan saudara basi-basi! Wallahu A’lam. Tim Cordofa.     Foto : Unsplash

Bagikan Konten Melalui :