-->

Cukuplah Belajar Dari Saba’

Da'i Ambassador Saba’ adalah salah satu negeri yang Allah kisahkan melalui Al-Qur’an. Sebuah negeri yang awalnya adalah negeri yang sangat subur, makmur dan sejahtera. Tapi sayang, negeri tersebut mengingkari nikmat Allah dan akhirnya musnah karena murka Allah. Berikut sekelumit kisah negeri Saba’ dalam Al-Qur’an Surat Saba’ ayat 15-17:  
?????? ????? ???????? ??? ???????????? ??????? ?????????? ??? ??????? ????????? ??????? ??? ??????? ????????? ???????????? ????? ???????? ????????? ??????? ??????? ????
  (15). Sungguh, bagi kaum Saba' ada tanda (kebesaran Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri, (kepada mereka dikatakan), "Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik (nyaman) sedang (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun."  

?????????????? ????????????? ?????????? ?????? ????????? ??????????????? ??????????????? ??????????? ????????? ?????? ?????? ???????? ???????? ???? ?????? ??????? ???

 

(16). Tetapi mereka berpaling, maka Kami kirim kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsil dan sedikit pohon Sidr.

???????? ???????????? ????? ????????? ?????? ????????? ?????? ?????????? ???

  (17).Demikianlah Kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka. Dan Kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir. Kaum Saba’ dahulunya adalah penyembah matahari. Pada saat puncak kemakmurannya, Saba’ dipimpin oleh seorang ratu yang kita kenal dengan nama Balqis. Negeri ini sangat subur, sekelingnya adalah kebun-kebun yang kaya dengan berbagai macam buah dan sayur mayur. Al-Quran menggambarkannya dengan dua kebun di kanan dan kiri mereka. Balqis masuk Islam karena mengikuti ajaran Nabi Sulaiman AS. Negeri Saba’ semakin makmur dan pesat berkat keislaman Balqis sampai-sampai Al-Qur’an menyebutnya dengan Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur (negeri yang baik dan penduduknya mendapatkan ampunan Allah. [1] Namun sayang seribu sayang, beberapa kurun waktu pasca wafatnya Balqis, rakyat Saba’ lupa dengan karunia yang Allah berikan kepada mereka. Kesombongan, kemaksiatan dan kezaliman merajalela. Allah murka dengan kekufuran mereka. Allah mengazab mereka dengan cara mengirim banjir besar (Sail Al-Arim). Menurut jumhur mufassir, di negeri Saba’ yang berada di Yaman Selatan ini dianugerahi oleh Allah bendungan besar yang terbentuk secara alami. Bendungan ini bernama Ma’rib, bendungan yang sangat diandalkan oleh rakyat, terutama di saat musim kemarau. Bendungan ini dapat mengairi persawahan, kebun dan pasokan air untuk seluruh rumah. Saking besarnya volume air bendungan Ma’rib ini, seakan-akan rakyat Saba’ tidak pernah merasakan kemarau sepanjang masa. Bendungan Ma’rib yang menjadi kebanggan rakyat ini hancur. Air bah memakan apa saja yang dilewatinya. Manusia, hewan, kebun dan rumah seluruhnya hanyut tanpa sisa. Punah dan punah! Tidak ada lagi kehidupan di Saba’. Tidak ada lagi negeri dan rakyatnya. Kebun-kebun kebanggan yang dulunya melimpah dengan aneka buah ranum dan sayur mayur segar diganti oleh Allah dengan pepohonan pahit dan rerumputan berduri. Dengan cara apa Allah mengancurkan bendungan Ma’rib yang luar biasa besar itu? Allah mengirim ribuan tikus untuk merusak pondasi bendungan. Dalam sekejap, bendungan jebol dan mengeluarkan voleume air seukuran dua gunung besar! La Ilaha Illallah! Indonesia tidak jauh berbeda dengan kesuburan negeri Saba’. Bahkan bisa jadi kekayaan alam kita melebihi Saba’. Alhamdulillah di Indonesia masih sangat banyak para ulama dan santri. Masih banyak masjid dan pesantren. Jika saja para ulama sudah tidak lagi didengar nasihatnya, masjid sudah seperti museum dan orang sudah tidak lagi malu bermaksiat, bisa jadi nasib Indonesia melebihi Saba’, naudzu billah! Jika Saba’ dihancurkan melalui bendungan, lalu bagaimana dengan Indonesia? Hih! Sudah, jangan dibayangkan! Negeri Saba’ adalah negeri kenangan dan negeri gagal. Jangan sampai Indonesia yang kita cintai ini mengalami nasib seperti Saba’. Tingkatkan terus ketakwaan dan syukuri kemerdekaan negeri kita yang sudah menginjak 78 tahun. Wallahu A’lam. Foto : Unsplash [1] Lihat Q.S. Saba’ ayat 15

Bagikan Konten Melalui :