-->

Cordofa, Amazing Muslimah Berupaya Melahirkan Kampung Al-Qur’an

Ini adalah satu awalan untuk bisa mengembangkan Desa Siki menjadi kampung Al-Qur’an.

Da'i Ambassador

PONOROGO—Minggu, 22 Mei 2016. Desa Siki Kecamatan Ngrayon adalah sebuah desa yang tidak pernah terpikirkan adanya. Ia berada di puncak gunung yang dikelilingi oleh bukit-bukit. Perjalanan menuju ke desa tersebut dari Kota Ponorogo menghabiskan sekira 2 jam. Jalanan yang berliku dan terjal serta berbatu, menjadi rintangan setiap hari. Desa Siki benar-benar di ujung gunung, kita harus menempuh perjalanan nanjak dan berliku selama satu jam.

Namun ditengah perjalanan yang sulit ini, kita dapat menemukan alam yang sangat bersahabat. Sejuk, dingin, orang-orang yang ramah dan gotong royong. Bagaimana tidak, untuk menuju tempat ini tidak ada angkutan umum. Hanya ada kendaraan pribadi atau jalan kaki. Itu adalah pilihannya. Oleh karenanya, tak jarang ketika ada kendaraan motor lewat selalu ada yang ingin menumpang, meskipun tidak saling mengenal, harus kita beri tumpangan. Itulah ukhuwah yang kadang tidak kita dapatkan di kota-kota besar.

Dengan segala keterbatasan di Desa ini, baik keterbatasan fasilitas umum, maupun keterbatasan akses pendidikan apalagi akses ilmu-ilmu agama, para penduduknya terlihat sangat qonaah. Mereka hidup tenang dan damai, namun terkadang menemukan sedikit keresahan karena keterbatasan akses ilmu agama. Bagaimana tidak, generasi terus muncul, dan ketika seorang orang tua tidak mendidik anaknya dengan baik, maka generasi tersebut akan menelurkan generasi yang tidak lebih baik lagi.

Saat Training Amazing Muslimah kami adakan di sana—yaitu salah satu program pemberantasan buta huruf Al-Qur’an dikalangan muslimah—masyarakat sangat antusias menyambut. Terdengar suara sound yang sangat kencang dari kejauhan, kami pikir ada hajatan di salah satu rumah. Ternyata, sound itu berasal dari sebuah rumah singgah tempat pelatihan Al-Qur’an. Berjajar empat buah sound system besar di depan rumah singgah, dan para penduduk yang sudah tampak bersiap di dalam rumah tersebut. Uniknya, para peserta kali ini ada yang laki-laki. Jumlah peserta yang hadir sekitar 60 orang perempuan dan 14 orang laki-laki.

Ketua Yayasan, Ustadz Sungkono, dalam sambutannya menyampaikan, sangat bersyukur kepada Allah karena diberikan kesempatan untuk bisa didatangkan tamu dari Jakarta, dan apalagi untuk membantu menyemangati masyarakat dalam membaca Al-Qur’an. Sudah lama hal ini menjadi keinginannya beserta warga setempat, karena jarang ada dai yang mau untuk berdakwah hingga ke daerah ini. Beliau menyampaikan terimakasih kepada Dompet Dhuafa akan adanya pelatihan ini. “Inilah yang kami tunggu-tunggu,” ujarnya. Dan berharap akan ada pelatihan untuk para pengarajar. Ia berharap para peserta yang mengikuti pelatihan bisa lebih semangat dan istiqomah dalam membaca Al-Qur’an.

Ibu Nuryati, salah seorang peserta, menyampaikan, “Sangat senang sekali dan berterimakasih kepada ustadz dan ustadzah yang telah hadir ke daerah kami. Saya yang tadinya benar-benar tidak tahu tentang Al-Qur’an kini mulai tergambar dan lebih paham. Dan menjadi satu semangat tersendiri bagi saya untuk terus berusaha membaca Al-Qur’an.”

Insyaallah pelatihan Al-Qur’an tidaklah selesai sampai hari ini. Ini adalah satu awalan untuk bisa mengembangkan Desa Siki menjadi kampung Al-Qur’an yang setiap rumah akan selalu dihiasi oleh suara Al-Qur’an. Yang setiap harinya surau penuh dengan anak-anak dan warga dalam membaca Al-Qur’an. Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa) mempersiapkan Forum Halaqoh Qur’an yang digawangi oleh Ustadz Sungkono beserta para volunteer untuk belajar baca Al-Qur’an secara berkala. (Arifah/Cordofa)

Bagikan Konten Melalui :