-->

Belajar Dari Surat Al-Kafirun

Da'i Ambassador
???? ????????
Surat Al-Kafirun
(Orang-orang Kafir)
Muqaddimah
Seorang pakar Ilmu Qiraat dan Rasm Al-Qur’an, Al Imam Abu Amr Ad-Dani dalam kitabnya Al-Bayan Fi Add Ayil Qur’an, menyebutkan bahwa Surat Al-Kafirun terdiri dari 26 kalimat, 44 huruf dan 6 ayat dan tergolong surat makkiyyah.[1]
Sababun Nuzul (sebab diturunkan):
Ada 3 (tiga) riwayat dalam kitab Al-Lubab karya Al-Imam As-Suyuthi mengenai sebab diturunkannya surat ini. Penulis hanya menukil satu saja karena semua hadis-hadis tersebut sama secara subtansi, sebagai berikut:[2]
???? ???????? ???? ??? ???? ?? ??? ???? ?? ????? ??? ???? ???? ??? ???? ???? ???? ??? ?? ????? ???? ????? ???? ??? ???? ??????? ?? ???? ?? ?????? ?????? ??? ?? ?? ???? ???? ?? ??? ?????? ??? ?????? ???? ??? ?? ???? ????? ?????? ??? ??? ??? ???? ?? ?????? ?? ??? ????? ???? ?? ?? ???? ???????? ??? ??? ??????.
At-Thabrani dan Ibn Abi Hatim meriwayatkan bahwa orang-orang Quraisy membujuk Rasulullah  SAW dengan cara  memberikan harta kepada beliau hingga menjadi laki-laki terkaya sekota Makkah. Kemudian, mereka akan menikahkan sang nabi dengan wanita yang ia sukai.
"Ini untukmu wahai Muhammad, maka cukuplah jangan sampai lagi Engkau mencaci maki tuhan-tuhan kami dan menyebutnya dengan sesuatu yang buruk. Apabila engkau tidak melakukannya, maka sembahlah tuhan-tuhan kami selama satu tahun,"Rasulullah SAW berkata, "Aku akan menunggu  apa yang diturunkan oleh Tuhanku untukku." Lalu, Allah SWT pun menurunkan firman-Nya: "Katakanlah (Muhammad). "Wahai orang-orang kafir." sampai akhir surat.
Gambaran umum:
Surat Al-Kafirun merupakan respon dari Nabi SAW terhadap negosiasi yang dilakukan oleh tokoh-tokoh kafir Makkah. Tawaran mereka bukan ecek-ecek. Negosiasi dimaksudkan agar Rasulullah SAW mau berkompromi dengan mereka dalam masalah penyembahan. Negosiasi dilakukan karena mereka khawatir jika pengikut Rasulullah semakin banyak dan Islam menjadi agama yang kuat di Makkah.
Melalui surat ini, Allah mengajarkan kepada Rasulullah agar bersikap tegas dengan mereka dan tidak mengikuti bujuk rayu mereka. Untuk masalah ibadah, tidak ada kata kompromi! Bagimu agamamu, bagiku agamaku!
Semoga dengan memahami surat ini secara mendalam, kita dapat mengerti batasan dalam toleransi beragama, khususnya di negeri Bhinneka Tunggal Ika.
 Q.S. Al-Kafirun ayat 1:
???? ???????????? ????????????? ???
Katakanlah (Muhammad), "Wahai orang-orang kafir!”
Ayat ini diawali dengan kata ?? (katakanlah, maksudnya katakanlah olehmu, wahai Muhammad) merupakan kata perintah dari ??? – ???? .
Setiap ayat yang dimulai dengan “Qul” memiliki beberapa hikmah, diantaranya:
  1. Bahwa pesan Allah yang disampaikan oleh Rasulullah kepada umatnya benar-benar murni pesan dari Allah. Pesan tersebut tidak ada intervensi sedikitpun dari Rasulullah. Hal ini merupakan salah satu bukti Al-Quran bukanlah karangan Muhammad.
  2. Bahwa Rasulullah diperintahkan oleh Allah untuk berlaku lemah lembut dan berkasih sayang dalam berbuat, terutama dalam berdakwah.
  3. Objektifitas pesan kebenaran yang kemungkinan akan berat, ketidaksukaan dan ketidakberdayaan penerima pesan untuk menyanggahnya.
Dengan demikian, Katakanlah (Muhammad), "Wahai orang-orang kafir!” bisa dartikan sebagai berikut:
  • Katakanlah wahai Muhammmad, dan tegaskan kepada mereka orang kafir bahwa pesan yang aku sampaikan kepada kalian adalah benar-benar dari Allah Tuhanku
  • Katakanlah wahai Muhammad dengan cara yang lemah lebut dan penuh kasih walaupun mereka berlainan akidah denganmu. Sampaikanlah pesan-Ku ini kepada mereka dengan cara yang sangat baik agar hati mereka terbuka dan mau menerima Islam.
  • Katakanlah wahai Muhammad kepada orang-orang kafir bahwa pesanku ini tidak akan mampu mereka bantah dan berat bagi mereka untuk mengakui kebenaranmu sebagai Rasul.
Q.S. Al-Kafirun ayat 2:
 ???? ???????? ??? ??????????? ???
 “Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.”
Ayat ini merupakan jawaban atas negosiasi kaum musyrikin Mekkah agar Rasulullah mau berkompromi dalam urusan penyembahan. Ayat ini merupakan penolakan tegas untuk menyembah selain Allah. Maknanya adalah Aku akan selalu menyembah Allah kapan saja dan dimana saja. Tidak seperti kalian yang mau berbagi sembahan hanya karena urusan kesenangan dunia!
Aku menyembah Allah dengan penuh keikhlasan, ketundukkan dan kepatuhanku sebagai hamba. Aku hanya menyembah Allah, Tuhan Maha Segalanya, tidak seperti kalian yang menyembah tuhan yang kalian buat sendiri berupa berhala yang terbuat dari batu, kayu dan juga bahan makanan!
Q.S. al-Kafirun ayat 3: 
?????? ??????? ?????????? ???? ???????? ???
“Dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah.”
Ayat ini merupakan penguat ayat 2 dan bisa dimaknakan:
Kalian juga tidak menyembah Tuhanku Yang Maha Ghaib karena kalian menyembah tuhan yang harus nampak walaupun kalian sendiri yang membuatnya. Intinya, Tuhanku tidak sama dengan tuhan kalian sehingga kalian tidak mau menyembahnya.
 Q.S Al-Kafirun ayat 4:
?????? ?????? ??????? ???? ?????????? ???
 “Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah.”
 Q.S. Al-Kafirun ayat 5:
?????? ??????? ?????????? ???? ???????? ???
 “Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah.”
 Ayat 4 dan 5 ini merupakan taukid (penguat) atau penegasan bagi ayat 2 dan 3. Menurut sebagian ulama, pengulangan ayat bertujuan untuk menegaskan suatu perkara atau statemen agar diperhatikan dengan seksama dan tidak akan mungkin bisa dibantah dengan kekuatan argumentasi apapun oleh penerima pesan.
 Q.S. Al-Kafirun ayat 6:
?????? ????????? ?????? ????? ???
Untukmu agamamu, dan untukku agamaku."
Surat ini ditutup dengan statemen Allah bahwa setiap hamba-Nya harus memegang Islam sebagai agamanya. Jangan pernah menerima kompromi dalam masalah penyembahan dengan penganut agama lain.
Ayat ini bisa dimaknakan bahwa umat Islam harus menampakkan izzah (kemulian dan keluhuran) Islam kepada seluruh penganut agama lain. Toleransi harus, tapi jangan sampai diam saja jika islam dihina.
 Umat Islam harus menjaga syariatnya jangan sampai hilang atau luntur. Jangan sampai dengan alasan klise toleransi, umat Islam diam saja ketika ada pelarangan jilbab dan pembatasan shalat 5 waktu bagi karyawan!
Toleransi memang indah, terutama di Indonesia ini yang penduduknya menganut agama resmi yang diakui negara. Artinya, umat Islam harus tegas, kritis dan konsekuen “berisik” di medsos kepada pihak-pihak yang berupaya merusak syariat Islam yang berlindung dengan alasan toleransi yang dipaksakan.
Wallahu A’lam. Referensi utama:
  • Mafatih Al-Gahib Lil Imam Ar-Razi
  • Tafsir Al-Munir Fi Al-Aqidah Wa As-Syariah Wa Al-Mahaj Lis Syaikh Wahbah Az-Zuhaili
  • At-Tahrir wa At-Tanwir Libni Asyur
  • Al-Bayan Fi Add Ay Al-Qur’an, Abu Amr Ad-Dani
  • Lubab Al-Al-Manqul Fi Asbab An-Nuzul, Jalaludin As-Suyuthi,
Foto : Freepik
 __________
[1] Al-Bayan Fi Add Ay Al-Qur’an, Abu Amr Ad-Dani, Markaz Al-Makhtuthat Wat Turats Wal Watsa’iq, Kuwait, 1414 H, Hal. 293. [2] Lubab Al-Al-Manqul Fi Asbab An-Nuzul, Jalaludin As-Suyuthi, Muassasah Al-Kutub Ats-Saqafiyah, Beirut, 1422 H, Hal. 310.

Bagikan Konten Melalui :