Kabar Terbaru

Hukum Memperingati Isra’ Mi’raj

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk bertanya.

Saya merupakan salah seorang pengurus masjid seksi bidang dakwah dan taklim. Berhubung sudah masuk bulan Rajab, maka saya bermaksud mengadakan peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW.

Keinginan saya tersebut belum saya kemukakan dalam rapat. Sebelum rapat dengan para pengurus masjid lainnya, biasanya saya lebih dulu mewacanakannya Kepada Ketua DKM secara pribadi.

Setelah saya mengemukakan wacana peringatan tersebut, saya agak kecewa dengan ketua DKM. Saya tidak menyangka jika wacana yang saya gulirkan ditolak beliau dengan alasan bahwa memperingati Isra’ Mi’raj merupakan amalan bid’ah yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat.

Saya jadi heran. Dulu kami sangat terbiasa mengadakan peringatan Maulid Nabi, Nisfu Sya’ban dan juga Isra’ Mi’raj tentunya. Dan Pak Ketua DKM setuju-setuju saja. Tapi mengapa sekarang beliau menolak. Apa bisa jadi beliau berubah pandangan baru-baru ini saja.

Yang jadi pertanyaan saya, apakah benar memperingati Isra’ Mi’raj adalah termasuk amalan bid’ah?

Jawaban:

Wa’alaikumussalam Wr Wb.

Isra’ Mi’raj merupakan suatu peristiwa bersejarah bagi umat Islam. Perjalanan besar tersebut dialami oleh Rasulullah SAW dan sangat banyak hikmah yang dapat dipetik oleh seluruh kaum muslimin. Termasuk salat misalnya, perintah tersebut langsung Allah sampaikan kepada kekasih-Nya, Muhammad Rasulullah SAW.

Memperingati suatu peristiwa tertentu, terutama peristiwa penting dalam Islam, tentunya hukumnya mubah alias boleh. Bahkan bukan saja boleh, malah sangat baik.

Memperingati Isra’ Mi’raj bukanlah masuk ranah ibadah. Peringatan tersebut masuk pada ranah syi’ar islam yang bertujuan agar umat Islam teringat dengan peristiwa penting. Dengan mengingat dan meresapi makna Isra’ Mi’raj, paling tidak:

  1. Meneguhkan keimanan kita kepada Allah dan kebenaran risalah Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW.
  2. Salat merupakan ibadah pokok dalam Islam.
  3. Memotivasi umat Islam agar terus semangat beribadah agar surga menjadi tempat tinggal dan terhindar dari neraka.
Memperingati suatu peristiwa dengan rangkaian acara tertentu tidaklah mengapa selama dalam acara peringatan tersebut tidak ada hal-hal yang melanggar hukum syara‘ dan akhlak.

Umat Islam boleh saja memperingati Hari Kemerdekaan RI, Hari Pramuka, Hari Guru, hari Ibu, Maulid nabi dan tentunya Isra’ Mi’raj. Sekali lagi, kesemua peringatan-peringatan tersebut boleh dengan syarat tidak ada hal-hal yang melanggar hukum syara’ dan akhlak. Misalnya dalam acara tersebut ada unsur perjudian, kemusyrikan dan lain-lain.

Wallahu A’lam.
Foto : Freepik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *