Para muallaf adalah orang-orang yang terpilih untuk memperoleh petunjuk dan hidayah Allah SWT. Mereka telah melalui lika-liku kehidupan yang teramat rumit dan mengguncangkan iman. Seringkali diterpa oleh keragu-raguan dan kebimbangan. Diuji oleh beragam masalah dan kesulitan hidup supaya iman mereka kepada ketauhidan dan kekuasaan Allah SWT semakin tumbuh dan mengakar kuat dalam dirinya. Tatkala hidayah Islam telah menghampirinya, mereka pun mengikrarkan dua kalimat syahadat.
Bahkan kesulitan hidup tak kunjung berakhir ketika muallaf mengikrarkan syahadat. Justru seringkali muallaf semakin diuji dengan beragam cobaan dan ujian keimanan. Tak selamanya ujian keimanan itu dalam bentuk kesusahan atau kesulitan hidup. Ujian keimanan bisa juga berupa kenikmatan dan kemakmuran hidup yang justru semakin menjauhkan muallaf dari jalan Allah SWT setelah beragama Islam.
Beragam ujian keimanan ini merupakan cara Allah SWT menguji sejauhmana kesungguhan muallaf dalam memeluk Islam dan menaati ajaran Allah dan rasul-Nya. Allah berfirman:
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah (2) : 155)
“(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”.” (QS. Al Baqarah (2) : 156)
Beragam ujian keimanan itu sesungguhnya merupakan upaya pemurnian iman tauhid dan pemantapan ketakwaan para muallaf. Maka dari itu para muallaf harus senantiasa bersabar diri dan yakin bahwa Allah SWT selalu mengasihinya dan memberikan pertolongan kepadanya.
“Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. Huud (11) : 115)
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” (Qs. Ali Imran (3) : 200)
Kesabaran itu berarti tidak lemah karena masalah atau kesulitan hidup yang menimpa di jalan Allah SWT. Tidak patah semangat dan menyerah, tapi justru semakin yakin akan kuasa dan pertolongan Allah. Bukannya memperlemah iman tapi justru meningkatkan dan memperkuat keimanan dan ketakwaannya. Sungguh, Allah SWT beserta orang-orang yang sabar.
“Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.” (Qs. Ali Imran (3) : 146)
“Tidak ada doa mereka selain ucapan: “Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”.” (Qs. Ali Imran (3) : 147)
Para muallaf harus yakin bahwa dalam setiap masalah dan kesulitan hidup itu Allah selalu memberikan pertolongan-Nya. Maka hendaknya dalam menghadapi masalah kehidupan para muallaf selalu yakin dan memfokuskan diri untuk mencari kemudahan (solusinya). Hendaknya para muallaf tak terlena dan berlarut-larut meratapi permasalahan hidupnya, tapi haruslah dia bersungguh-sungguh memperbaiki diri dan menyelesaikan suatu urusan dengan sungguh-sungguh. Dan hendaknya para muallaf berharap pertolongan hanya kepada Allah.
Pesantren Muallaf Dompet Dhuafa menyelenggarakan “Halaqah Muallaf” supaya para muallaf dapat berbagi pengalaman hidup dalam mencari dan memperjuangkan hidayah Allah SWT.
Halaqah muallaf ini diharapkan bisa menjadi sarana forum komunikasi bagi muallaf untuk saling menguatkan dan menginspirasi supaya mereka tak menyerah menghadapi kesulitan hidup yang sedang menerpanya.
Dalam Halaqah Muallaf tersebut, para muallaf dapat mempertanyakan ajaran-ajaran Islam yang belum dimengerti dan dipahaminya; sekaligus berbagi ilmu dan nasihat hikmah supaya hati mereka semakin ditundukkan dan dikuatkan keimanannya kepada Islam.