Kabar Terbaru

Gunung Tidak Diam Seperti Patung

Assalamu’alaikum Wr Wb.

Saya doakan semoga Pak Ustaz dan Tim konsultasi islam cordofa senantiasa dalam lindungan Allah. Aamiin.

Sebelumnya saya izin bertanya mengenai salah satu mukjizat Al-Qur’an dari sudut pandang saintis. Hal ini saya tanyakan karena saya merupakan salah seorang guru IPS-Geografi di salah satu pesantren. Jadi alangkah baiknya jika di sela-sela saya menyampaikan materi, saya ingin sekali menyisipkan hal tersebut agar para santri lebih mencintai Al-Qur’an.

Saya tidak meminta banyak contoh. Satu saja sangat cukup bagi saya, Ustaz. Selebihnya saya sampaikan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jawaban:

Wa’alaikumussalam Wr Wb.

Terima kasih atas doa yang Bapak Guru panjatkan untuk kami dan tentu kami mendoakan hal yang sama untuk Bapak. Aamiin.

Sebagaimana kita ketahui bahwa Al-Qur’an bukanlah kitab sains atau kitab sejarah secara khusus. Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman dalam menjalankan kehidupan bagi seluruh umat manusia.

Karena isinya berupa petunjuk bagi manusia, khususnya umat Islam, maka sebagian petunjuk tersebut adakalanya berupa ayat yang bercorak sejarah. Ayat-ayat tersebut tentunya bertujuan agar manusia mampu berkaca dalam menjalankan kehidupan saat ini. Tengoklah ayat-ayat Al-Qur’an yang mengisahkan umat-umat terdahulu.

Dari kisah yang disampaikan Al-Qur’an, tentu kita  bisa mengambil ibrah yang begitu besar. Kisah-kisah sejarah tersebut banyak sekali menyinggung ilmu-ilmu sosial. Kisah Nabi Musa AS misalnya, kita bisa mengenal karakter sebuah golongan besar, yaitu Bani Israil. Belum lagi kisah Nabi Yusuf misalnya, bagaimana seorang Nabi mampu menyelamatkan bangsa Mesir dari kelaparan panjang selama 7 tahun.

Berhubung Bapak adalah guru IPS Geografi, kami akan menyampaikan salah satu contoh ayat Al-Qur’an yang ada kolerasinya dengan ilmu Geografi.

Kita bisa menyimak Q.S. An-Naml: 88 sebagai berikut:

وَتَرَى ٱلْجِبَالَ تَحْسَبُهَا جَامِدَةً وَهِىَ تَمُرُّ مَرَّ ٱلسَّحَابِ صُنْعَ ٱللَّهِ ٱلَّذِىٓ أَتْقَنَ كُلَّ شَىْءٍ إِنَّهُۥ خَبِيرٌۢ بِمَا تَفْعَلُونَ

“Dan engkau akan melihat gunung-gunung, yang engkau kira tetap di tempatnya, padahal ia berjalan (seperti) awan berjalan. (Itulah) ciptaan Allah yang mencipta dengan sempurna segala sesuatu. Sungguh, Dia Mahateliti apa yang kamu kerjakan.”

Siapapun akan takjub dengan ayat diatas. Bagaimana tidak? Bagaimana bisa pengetahuan tentang jalannya gunung disampaikan 14 abad lampau? Dan ketika diuji secara factual, gunung benar-benar melakukan gerakan berjalan dengan sangat lambat seperti kita melihat lambatnya awan bergerak.

Sebagai keterangan singkat, kami melansir salah satu website yang memaparkan hal tersebut sebagai berikut:[1]

Gunung bergerak bersama lempengan dengan gerakan yang amat lambat yang tidak dapat diketahui oleh manusia sehingga manusia mengira gunung diam. Akan tetapi, sains membuktikan gunung itu bergerak sepanjang jutaan tahun.
Diperkirakan gerakan terus-menerus yang sangat lambat itu berkisar antara 112 sentimeter per tahun dalam sebuah gejala yang disebut dislokasi daratan. Gunung bergerak bersama lempengan-lempengan bumi selama bertahun-tahun.
Jadi, anggapan bahwa gunung itu tetap dan diam tidak sesuai dengan fakta ilmiah, atau hanya berupa perkiraan belaka. Oleh karena itu, Al-Qur’an Surat An-Naml ayat 88
mengungkapkannya dengan kata tahsabuha (kamu mengira), sesuai dengan tingkat pengetahuan umat Islam ketika diturunkan Al-Qur’an.
Dan tentunya masih banyak beberpa contoh ayat-ayat yang mengisyaratkan perihal saintis. Ayat-ayat tersebut tidak lain bertujuan menunjukkan kekuasaan Allah kepada manusia agar tunduk dan menyembah hanya kepada-Nya.

Wallahu A’lam.

Foto : Unsplash
[1] https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-7026450/penjelasan-sains-ayat-al-quran-tentang-gerak-gunung, diakses pada tanggal 21 Desember 2023, pukul 123.11 WIB.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *