Kabar Terbaru

Gosok Gigi, Salah Satu Amalan Sunah

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa gosok gigi mempunyai banyak manfaat. Mulut kita yang berbau atau kotor bisa dibersihkan dengan cara menggosok gigi.

Menggosok gigi di zaman Rasulullah tentu dikenal dengan bersiwak. Di zaman itu, bersiwak menggunakan kayu arak. Siwak tentunya biasa kita terima dari sahabat atau kerabat kita sepulang haji atau umrah.

Apakah bersiwak sama dengan menggosok gigi? Jika dilihat dari pekerjaannya, bersiwak adalah pekerjaan membersihkan gigi dengan kayu arak katika bau mulut sudah tidak nyaman. Jika demikian, menggosok gigi sama saja dengan bersiwak. Yang menjadi perbedaannya hanya terletak pada alat saja. Jika dulu menggunakan kayu arak, saat ini kita menggosok gigi dengan sikat dan pasta gigi.

Jika kita belum yakin juga bahwa menggosok gigi sama dengan bersiwak, kita bisa mengakses keterangan salah satu ulama bermadzhab Syafi’I berikut ini:

وَيُطْلَقُ السِّوَاكُ أَيْضًا عَلَى مَا يَسْتَاكُ بِهِ مِنْ أَرَاكٍ وَنَحْوِهِ

 “Siwak adalah menggosok gigi dengan kayu arak atau sejenisnya.” (As-Syaikh Qasim Ibn Muhammad Al-Ghazzi).

Dengan demikian, menggosok gigi sama saja dengan bersiwak. Dan tentunya, menggosok gigi merupakan salah satu amalan sunnah. Tapi ada syaratnya jika mau dikatakan sunnah dan berpahala. Apa itu? Gosok giginya harus disertai niat bersiwak. Begitulah pendapat para ulama.

Mengutip dari berbagai kitab rujukan madzhab Syafi’i, bersiwak itu sangat dianjurkan ketika:

  1. Ketika bau mulut sudah tidak nyaman. Bau mulut tersebut bisa terjadi karena diamnya mulut dalam keadaan lama atau disebabkan mengkonsumsi makanan yang berbau.
  2. Setelah bangun dari tidur.
  3. Ketika hendak berwudhu atau mendirikan shalat.
  4. Ketika hendak membaca Al-Qur’an.

Jika melihat poin-poin yang disampaikan para ulama di atas, untuk zaman sekarang ini, kita bisa saja menambahkan bahwa bersiwak atau menggosok gigi juga dianjurkan ketika akan bersosialisasi dengan orang lain. Tujuannya agar aroma mulut kita tidak menggangu orang lain.

Begitu juga ketika akan menghadiri shalat Jumat atau shalat berjamaah, hendaklah menggosok gigi. Jika tidak sempat, minimal berkumur-kumur saja.

Ada hadis popular mengenai fadhilah bersiwak sebagai berikut:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي أَوْ عَلَى النَّاسِ لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ مَعَ كُلِّ صَلَاةٍ

 “Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sekiranya tidak memberatkan ummatku atau manusia, niscaya aku akan perintahkan kepada mereka untuk bersiwak (menggosok gigi) pada setiap kali hendak shalat.” (HR. Bukhari).

Dari hadis di atas, setidaknya kita bisa memahami bahwa Rasulullah SAW sangat suka bersiwak dan beliau sangat berkeinginan keras agar umatnya juga suka bersiwak atau menggosok gigi.

Ternyata, ajaran Islam sangat memperhatikan kebersihan dan kenyamanan, baik untuk kenyamanan pribadi dan kenyamanan sosial.

Wallahu A’lam
Foto : Unsplash

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *