وَلِتُكْمِلُوا۟ ٱلْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.” (Q.S. Al-Baqarah: 185).
Bagi orang yang mengerti dan menginsyafi makna takbir, hatinya tentu bergetar. Dia akan menyadari bahwa selama ini dia tidak hanya membesarkan dan mengangungkan Allah semata. Dia juga membesarkan hartanya, jabatannya, egonya, ilmunya dan semua apa yang melekat pada dirinya. Di saat gema takbir terdengar, air matanya akan meleleh karena ia diingatkan oleh Allah bahwa hanya Allah yang Maha Besar! Gema takbir itu mengingatkan bahwa manusia hanyalah salah satu makhluk Allah yang kecil namun seringkali merasa paling besar! Gema takbir akan meluluhkan hati dan menghancurkan ego dan kesombongan!
Seorang yang benar-benar menyadari bahwa hanya Allah Yang Maha Besar, dia akan benar-benar menghambakan diri lahir batin. Yang namanya hamba tentu patuh dan tunduk kepada Allah. Ketundukan dan kepatuhannya itulah yang membuat dia menjadi orang yang peduli terhadap sesama. Harta yang dimiliknya tidak mungkin dinikmati sendiri. Dia tidak akan ‘betah” melihat orang susah, maunya bantu saja! Dia tidak akan betah melihat madrasah yang reyot, maunya bantu saja! Dia tidak akan ‘nyaman’ melihat anak yatim dan fakir miskin yang terlantar, maunya ya bantu saja! Begitulah seorang hamba yang sesungguhnya. Ketundukan dan kepatuhannya kepada Allah selalu diterjemahkan dengan aksi nyata, bukan hanya teori! Ya, begitu!
Ayo, buktikan bahwa kita hanyalah hamba Allah! Jabatan, harta, ilmu, kebun, ternak, kendaraan dan semua yang melekat pada diri kita hanyalah titipan, bukan semata hasil usaha kita tanpa restu dan campur tangan Allah.
Ayo takbiran! Takbiran yang bukan hanya nikmat dengan iringan taluan bedug! Ayo takbiran dengan keinsyafan yang sesungguhnya! Ayo ajak anak yatim, fakir- miskin, dan orang-orang lemah untuk takbiran! Jangan lupa, baju mereka sudah lusuh karena sering dipakai, berbeda dengan kita yang sering menyesuaikan pakaian dimana kita berada. Pakaian kita sangat banyak, selalu rapi dan bertumpuk di lemari!
Wallahu A’lam.
Tim Cordofa.
Foto : Unsplash