Kabar Terbaru

Gelar Pengajian di Kolong Jembatan Taipo, Hong Kong

Pengajian di Kolong Jembatan

Oleh: Ust. Khumaini Rosadi (Dai Ambassador Dompet Dhuafa – 2018, Hong Kong)

Taipo—Salah seorang teman saya yang merupakan Dai Ambassador tahun lalu penempatan Hong Kong, ikut berkomentar ketika melihat foto pengajian di kolong jembatan di Taipo yang saya bagikan.

“Sepertinya saya juga pernah ke sini, tapi saya lupa, ini dekat terminal apa ya, Ustadz?” Kata Muhandis az-Zuhri, seorang dosen IAIN Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (23/5).

Beliau tampak sangat terkesan sekali dengan model pengajian Buruh Migran Indonesia (BMI) yang ada di Hong Kong.

“Unik. Memang sangat mengesankan mengaji di bawah kolong jembatan,” imbuhnya.

Sementara ada juga teman saya yang mengatakan miris dan prihatin melihat foto itu. Barangkali ia melihat dari sudut pandang berbeda, karena setiap isi kepala manusia memiliki pendapat masing-masing.

“Apa gak bising mengadakan pengajian di bawah jembatan? Kok gak di masjid, rumah, atau gedung-gedung? Menyedihkan,” ujarnya.

Inilah bukti bahwa dalam segala hal yang menurut kita sendiri itu baik, belum tentu menurut orang lain baik. Tentunya harus bijaksana dalam menyikapi semua perbedaan. Seperti orang  buta yang mengatakan gajah itu lebar karena memegang kupingnya. Ada yang mengatakan gajah itu panjang karena memegang belalainya. Ada yang mengatakan gajah itu tajam karena memegang ujung gadingnya. Ada yang mengatakan gajah itu besar karena memegang perutnya. Ada yang mengatakan gajah itu keras karena memegang kakinya. Ada juga yang mengatakan gajah itu berbulu karena memegang buntutnya.

Setiap dai yang hendak memberikan ceramah di hadapan ibu-ibu majelis taklim di Hong Kong, sebaiknya bisa shalawatan. Terutama majelis taklim al-Muhajiroh Taipo—majelis taklim yang setiap hari sabtu berkumpul dan menggelar tikar di bawah kolong jembatan Taipo. Ibu-ibu di sini pandai bermain rebana dan bersenandung shalawat. Saya pun di daulat untuk bershalawat. Untung saya ustadz kekinian. Ustadz gaul yang kata orang wajahnya mirip dengan Kim Jong Un. Hehe. Tawaran itu pun saya sambut dengan baikm dan melantunkan Ya Habibal Qolbi yang sedang viral saat ini. Inilah pentingnya metode dakwah. Berdakwah dengan santun, berdakwah menyesuaikan dengan mad’u-nya. Sehingga dakwah yang disampaikan dapat diterima dan mudah untuk diamalkan.

Di sinilah letak uniknya pengajian di kolong jembatan Hong Kong, yaitu mengaji sambil hiburan. Sesekali di antara orang yang sedang lalu lalang ada yang merasa penasaran dengan kegiatan yang kami selenggarakan, bahkan ada yang sampai mendekati sembari mendengarkan, mendokumentasikan, dan merekam video, serta mengangkat jempol sebagai ungkapan apresiasi. Semoga ini merupakan salah satu bentuk hidayah untuk mereka. Aamiin.

Menurut Rusmini, salah seorang volunteer Dompet Dhuafa Hong Kong, mengungkapkan bahwa berdakwah di sini berbeda dengan di Macau.

“Kalau pengajian di Macau biasanya digelar di malam hari. Sedangkan pagi sampai siang untuk istirahat. Kalau di Hong Kong pengajiannya siang sampai sore, dan kebanyakan pengajian itu dilakukan pada hari libur, yaitu Sabtu dan Ahad,” ujarnya.

Jarak antara Causeway Bay ke tampat pengajian di Taipo kurang lebih sekitar satu jam perjalanan dengan menggunakan bis bertingkat, dan itu pun harus menunggu cukup lama.

Pengajian bersama BMI di Hong Kong bukan hanya sekadar keilmuan saja, tapi mereka pun bisa sambil liburan dan bertemu dengan teman-teman. Tidak sedikit sesama buruh migran saling bertukar cerita. Mereka bisa menceritakan segala masalahnya.

Sebagaian besar aktivitas masyarakat di Hong Kong menggunakan transportasi umum, jarang mereka menggunakan kendaraan pribadi karena mahal. Mereka harus membayar biaya parkir, biaya perkilometernya pun di diperhatikan bahkan dihitung. Tidak sembarangan memakai jalan umum, semua terkena biaya. Maka di sini jarang macet dan orang-orang pada sehat-sehat karena banyak berjalan kaki.

Baca Juga:

16 Jam Berpuasa, WNI di Korea Selatan Tetap Tegar Menyempurnakan Ibadah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *