“Dia (Yakub) berkata, ‘Sebenarnya hanya dirimu sendirilah yang memandang baik urusan yang buruk itu; maka hanya bersabar itulah yang terbaik (bagiku). Dan kepada Allah saja memohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan’.”
(QS. Yusuf: 18)
Al Musta’an (Yang Dimintai Pertolongan), seringkali luput dari perhatian banyak orang yang membahas asma al husna. Andai mereka mengetahui, hakikatnya al Musta’an adalah bagian dari nama-nama Allah, ianya seperti yang tersebutkan oleh Nabi Yakub dalam surat Yusus ayat ke 18.
Juga dalam ayat lainnya;
“Dia (Muhammad) berkata, ‘Ya Tuhanku, berilah keputusan dengan adil. Dan Tuhan kami Maha Pengasih, tempat memohon segala pertolongan atas semua yang kamu katakan’.” (QS. Al Anbiya: 112)
Dan dalam surat Al Fatihah ayat ke 5, Allah berfirman;
“Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.”
Allah adalah tempat meminta pertolongan, dan Dialah yang menolong makhluk-Nya. Di balik nama mulia ini, terdapat sebuah isyarat kehendak, kemampuan, dan keinginan untuk beramal yang Allah tempatkan dalam diri manusia. Pada mulanya semua ini berasal dari Allah, dan memang dari Allah-lah semuanya berawal. Dialah yang membantu dan menolong manusia, karena manusia pada dasarnya Dia ciptakan sebagai makhluk yang penuh kekurangan di dalam kesempurnannya.
Lihatlah, hari ini hujan turun sepanjang hari dengan lembutnya. Ia benar-benar memberi kesegaran bagi umat Muslim yang sedang berkumpul di atas tanah Monumen Nasional. Mereka berdoa. Mereka bermunajat. Mereka mengadukan permasalahannya kepada Sang Penguasa langit dan bumi. Mereka berusaha mengetuk pintu-pintu langit. Tanpa mereka sadari, bersama-sama mereka memperlihatkan bahwa Allah memang Dia yang Maha Dimintai Pertolongan. Dan Allah menurunkan hujan, bahkan semenjak mereka belum bersama-sama berdoa, untuk menyambut mereka.
Bagi Muslim yang baik hatinya, hujan tidak semata-mata di gambarkan sebagai turunnya karunia, pengundang rindu, apatah lagi penghambat gerak-gerik. Dalam jiwanya, ia belajar dari hujan. Bahwa pertolongan Allah datang bukan hanya untuk yang meminta. Bahwa seringkali hujan datang sebelum di undang. Dan hujan memang seperti itu. Hujan tidak peduli dengan apa yang manusia katakan. Semenjak tertitah baginya untuk turun, ia akan datang kepada siapapun yang menurut-Nya membutuhkan pertolongan.
Maka berserah dirilah kepada-Nya, dengan belajar menjadi hujan. Agar kita belajar bahwa pertolongan diberikan tanpa memandang siapa dan bagaimana. Agar kita belajar bahwa pertolongan datang atas seizin-Nya. Dan agar kita belajar bahwa selama kita memegang teguh untuk membela apa yang Allah kehendaki sebagai hal baik, Dia akan membantumu bahkan sebelum engkau meminta.
Tetaplah berdoa.
“Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan seluruh alam.” (QS. At Takwir: 29)
(M. Azzam/Cordofa)