Kabar Terbaru

Dakwah yang Kucinta

Apabila seorang anak manusia sudah menanamtumbuhkan cinta kepada dakwah di hatinya. Yang merasakan cinta bukan lagi tubuh dan jiwanya sendiri, tapi juga setiap tubuh dan jiwa yang berada di sekitarnya. Walau tidak dengan bahasa cinta yang sama.

Bila cinta, hatinya akan meneruskan perasaan itu ke tangannya, membuatnya selalu berupaya memudahkan urusan hidup tubuh dan jiwa yang lain. Hatinya akan meneruskan perasaan itu ke kakinya dan membuatnya bersedia berjalan beriringan dengan setiap jiwa yang berada di dekatnya. Mendampinginya, membimbingnya untuk senantiasa menjaga hati tetap untuk-Nya. Berjalan bersama dengan irama yang tidak terlalu lambat tidak juga berlari.

Hatinya akan meneruskan perasaan itu ke matanya hingga tak lagi fisik menjadi penyebab terhijabnya cinta untuk berdakwah. Karena matanya tidak lagi mengejar pesona tapi kasih sayang yang menjadi utama.

Ketika seorang anak manusia mencintai dakwah dari hatinya. Maka cinta di hati akan meneruskan perasaan itu ke seluruh sendinya. Menjadikannya lebih ringan dan nyaman dalam menjalani tanggung jawabnya menebar benih kebaikan. Menjadi risalah pembawa pedoman hidup manusia dari Sang Empunya mereka.

Pun hatinya akan meneruskan perasaan itu ke pikirannya, menjadikannya berpikir lebih jernih, penuh kebijaksanaan.

Sebab dakwah bukan hanya sekadar ritual ibadah. Dakwah juga lebih dari hanya perantara turunnya hidayah. Ia ada untuk mereka yang merindukan keridhaan Dzat yang memiliki segala puja.

Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, sungguh akan Kami tunjukkan jalan-jalan Kami.” (QS. Al-Ankabut: 69)

Hari ini, kita tidak akan bisa mengerti dakwah bila tidak hidup bersama dengannya. Ada banyak manusia yang berkata aku mencintai dakwah, nyatanya itu hanya retorika belaka. Bagaimanakah perasaanmu jika ada yang mencintaimu namun rupanya hanya sebatas untaian kata ?

Kita harus belajar mencintai dakwah. Belajar mencintainya dengan hati-hati. Karena bila tidak berhati-hati, tidak hanya cinta yang jatuh tapi juga seluruh bagian diri ikut merasakannya. Cintai dakwah dengan kasih sayang dan penuh kelembutan. Bukankah Allah sendiri yang menitahkan kepada kita untuk berdakwah dengan penyampaian yang baik serta akhlak mulia ?

(M. Azzam/Cordofa)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *