“Inilah negeri yang diliputi berkah langit dan bumi. Ketika hujan membangkitkan syukur dan panas menerbitkan sabar. Ketika kesuburan menguatkan ketaatan dan ketandusan mencegah kemaksiatan. Ketika kemakmuran menegaskan kehambaan dan paceklik menjalinkan persaudaraan. Ketika kejayaan membawakan kewaspadaan dan bencana mencekamkan keinsyafan.”
(Salim A. Fillah)
Betapa aniaya dan bodohnya manusia ketika menyanggupi amanah dari Allah yang dienggani langit, bumi, dan gunung-gunung tinggi. Tapi, betapa luhur dan masyhur ketika Allah menciptanya, serta mengajarinya ilmu sampai-sampai malaikat diperintah bersujud menghormati.
Manusia, betapa tangguh dan istimewanya ia justru karena membawa hawa nafsu dalam diri yang harus dikendalikannya. Dan betapa besar karunia yang ia dapat ketika Allah menjadikan seisi alam semesta sebagai pelayan bagi pengabdian mereka. Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam.
Inilah Rabb yang Maha Pengasih, yang dengan penuh kasih mengutus kekasih-Nya untuk menebarkan cinta dan kasih kepada segenap manusia. Inilah Muhammad Rasulullah, anak Adam yang menjadi kekasih Allah, yang dengan cinta dan kasih dari Rabbnya mengajari kita bahwa kehidupan manusia hanya untuk beribadah kepada-Nya. Memakmurkan bumi-Nya dengan petunjuk dari yang Maha Esa. Dan memang seperti itulah hakikat peran khalifatul ard yang kita emban.
“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kalian menjadi orang-orang yang senantiasa menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi yang adil. Dan janganlah sekali-kali kebencian kalian pada suatu kaum menjadikan kalian berlaku tidak adil kepada mereka. Berbuat adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa/. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (QS. Al-maidah:8)
Adalah Muhammad Saw yang menyatukan masyarakat Madinah sesudah terpecahnya. Ia pegang kekuasaan hukum tertinggi yang menyampaikan ketentuan hukum bagi tatanan sosial yang damai, dan memperlakukan semua kelompok masyarakat dalam kedudukan setara. Sebagai landasan dasar konstitusionalnya, Nabi Saw letakkan Piagam Madinah, agar menjadi contoh bagi masyarakat dunia dalam memberikan jaminan kebebasan hidup, hak milik, dan kebebasan beragama, baik terhadap muslim maupun nonmuslim.
Maka inilah dakwah kita, yang mengajak manusia untuk senantiasa berorientasi pada ridho Ilahi. Maka inilah kenegarawanan kita, yang menjalankan negara sebagai penduduk yang adil dan bijaksana. Maka, inilah kita yang menjalankan dakwah negarawan, yang senantiasa bertakwa kepada Allah dalam menjalankan setiap urusan negara dan menetapkan keputusan atas rasa keadilan dan kebijaksanaan muslim sejati. (M. Azzam/Cordofa)