Kabar Terbaru

Dakwah Daerah Terpencil PULAU LEPAR – BANGKA SELATAN

Berdakwah, adalah sebuah Hal yang tak asing di dengar oleh kita umat muslim, meski sebagian umat muslim masih asing dalam melaksanakan Aktivitas Dakwah itu sendiri, padahal Berdakwah adalah salah satu Aktivitas unggulan para Rasul dan Sahabat sahabat Rasulullah.

Terlebih lagi Dakwah di Pedalaman, sudah barang tentu sedikit sekali yang berminat, Hidup tak berkecukupan, jauh dari zona nyaman dengan penghidupan yang serba pas pasan. Para Daipun masih banyak yang belum  berani meninggalkan paradigm Zona nyaman Berdakwah Di perkotaan dan Pergi ke Pedalaman, tentu hal ini terkait dengan ujian keimanan.

Pertengahan  Oktober 2014, Saya Ahmad  Zaki, Team Komunikasi CORDOFA ( Corps Dai Dompet Dhuafa), mencoba menginjakan Kaki di  salah satu Desa Pedalaman di Bangka Selatan yakni Pulau Lepar yang berada di kepulauan Bangka Belitung. Berjarak sekitar 4 jam dari Bandara Pangkal Pinang, saya beserta Rombongan CORDOFA mencoba menyambangi daerah tersebut.

Kita disini akan bertemu dengan ustad Iming Alimin, salah satu dai CORDOFA yang sudah kita tempatkan  selama kurang lebih 4 bulan di sini, Beliau Bertugas berdakwah di dua pulau, pulau Lepar dan pulau pongok” Jelas Ustad Satera Sudaryoso, MA. Hum, Koordinator CORDOFA Babel yang kebetulan adalah Iman Besar Masjid Agung Kabupaten Bangka.

Hujan rintik rintik disertai suasana jalanan yang sepi menghiasi perjalanan 4 jam menuju dermaga penyebrangan Toboali menuju pulau lepar. Sesampainya di dermaga kami pun menyewa Kapal Speedboad madein Palembang, berbahan dasar kayu, berukuran mini dan berkecepatan tinggi. Dengan berkapasitas penumpang  6 orang, perahu kayu dengan Mesin itupun melaju dengan pesat, kurang dari 10 menit kami pun sampai di dermaga Pulau Lepar.

Sesampai di dermaga pulau lepar, kami pun harus melanjutkan perjalanan dengan mencarter kendaraan. Sekitar 30 menit melewati hutan dan perkebunan sawit  untuk bisa sampai ke daerah yang di datangi Dai CORDOFA. Sungguh suasana yang mencekam di kala malam, selain jalanan sepi, kanan kiri masih hutan lebat, sinyal HP Seluler pun Bertuliskan SOS, tak ada jaringan, Komunikasipun Terputus dengan Ustad Iming Alimin.

“Alhamdulillah” Pekik Ustad Faudzi Qosim, Manager CORDOFA Dari Jakarta, sesaat melihat banyak kerumunan warga yang baru keluar dari masjid. Dan Lokasi dakwah Ustad Iming Alimin pun berhasil di temukan meski hari sudah masuk malam

 

 

EFEK NEGATIF MODERNISASI

Sepanjang ngobrol dan berdiskusi dengan Ustad Iming Alimin adahal yang hal menarik yang saya garis bawahi salah satunya adalah Masalah Modernisasi. Meski Memasuki Era Globalisasi dan Modernisasi, Pulau Leper ini termasuk daerah yang masih memiliki keterbatasan inrastruktur, sarana prasarana desa dan lain sebagainya, namun  Efek Negatif dari globalisasi dan modernisasi bergerak cepat dan pesat. Anak Anak Muda Mulai Suka Bermaksiat, mulai dari Minuman Keras, Narkoba hingga Pergaulan yang tidak semestinya. Oleh Karena Problematika ini Ustad Alimin membuat Sebuah Program Rutin yang di dukung Oleh Warga yakni Pesantren Kilat Setiap Sabtu – Ahad hingga bulan Juni 2015.

sangat memilukan anak anak pelajar disini , saat di tanya nama nama sahabat nabi, nama nama malaikat mereka pada tidak bisa menjawab  dengan tepat, dan parahnya saat ditanya  Rukun Iman itu apa sajapun mereka tidak bisa jawab,” Jelas Ustad alimin dengan sedih.

 

SHOLAT JUMAT TIDAK KONSISTEN

Corps Dai Dompet Dhuafa memilih lokasi binaan karena 4 aspek, Terpencil, Mistik, Akses dan Infrastruktur. untuk di wilayah Bangka Belitung sendiri , CORDOFA Bangka Belitung focus pada 4 wilayah garapan, antara lain, Dusun Air Abik desa Gunung Muda kecamatan Blinyu kab. Bangka, Dusun Tuing, Desa mapur, Kecamatan Riau Silip,  Pulau Lepar dan Pongok Bangka Selatan,  Dusun Blingai desa Briga, kec . Lubuk Besar, Bangka Tengah. Ke empat lokasi tersebut masih kental dengan unsur mistik, Terpnecil dan tentunya akses untuk kesana cukup sulit.

Seperti halnya yang di ungkapkan oleh ustad Alimin kepada saya, bahwa beliau sedang coba menggarap sebuah pulau yang berjarak 1,5 jam dari Tanjung Labuh pulau lepar, yakni Pulau Kelapan. Kegiatan Sholat Jumatan di sana tidak istiqomah, padahal disana ada 32 rumah, 40 KK , Masyarakat Bugis dan 100% beragama Islam.

Sebetulnya pulau pulau semacam itu jika sering di silaturahimkan insya allah mereka akan menjalani islam dengan baik, hanya saja kita haru sabar , karena untuk menjalankan kebaikan kebaikan ini tidak semudah membalikan telapak tangan “, jelas ustad alimin.

 

PELAJAR DAN REMAJA JADI TARGET DAKWAH

Sabtu Malam bukanlah malam Muda mudi bermaksiat kini, tapi jadi Malam Itikaf bagi para pemuda yang ada di sekitar Masjid Al Huda, Tanjung Labu Lepar Pongok Bangka selatan. Meski belum seluruh anak muda yang hadir, sebagian pemuda pemudi sudah mulai aktif mengikuti kegiatan Pesantren kilat pekanan ini. Bagi wanita kembali kerumah, bagi pria di lanjutkan itikaf.

Generasi Muda harus di selamatkan” tegas ustad alimin di sela sela diskusi dengan para pemuda yang hadir di itikaf malam tersebut

Ada suasana yang berbeda di itikaf kali ini, Banyak Polisi yang ikut dalam itikaf kali ini, rupa nya belasan Polisi Bangka Belitung ikut serta dalam kegiatan itikaf kali ini, mereka hadir atas undangan Ustad Alimin, karena Malam tsb di adakan Perayaan Muharram. Namun Mereka kali ini mereka menggunakan Baju Gamis, tidak menggunakan Baju Seragam Aparat Kepolisian, jadi sama seperti peserta itikaf lainnya.

Tak hanya mengikuti itikaf, salah satu Petinggi polri, KOMBES Zainul Muttaqin Karo SDM Polda Bangka Belitung memberikan tausyiah kepada para Jamaah peserta itikaf, selain menyampaikan pesan pesan kamtibmas dan toleransi, petinggi polisi tsb juga menyampaikan pesan tentang pentingnya Dakwah Ilallah.

“kita punya target kepada masyarakat Indonesia agar bisa menjadi Polisi diri Sendiri, seperti firman Allah, Kuu An Fusakum Waa Ahlikum Naaraa, Kita Menjaga diri kita dan menjaga keluarga kita” ajak KOMBES Zainul Muttaqin Karo SDM Polda Bangka Belitung saat memberikan tausyiah kepada jamaah.

Acara Itikaf kali ini di tutup dengan mengajak para peserta menuju pantai, selain bermudzakarah juga bertafakur alam, Bersama deburan ombak ,kicauan burung serta Indahnya Alam Pantai Bebatuan Ciptaan Allah SWT. (Ahmad Zaki)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *