Kabar Terbaru

Dai Pemberdaya dan Mualaf Dompet Dhuafa Dibekali Materi Manajemen Dakwah

Serang – Para peserta Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Dai Pemberdaya Dompet Dhuafa dan Capacity Building Dai Pesantren Mualaf Indonesia Dompet Dhuafa yang digelar Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa) mengikuti sejumlah sesi materi seputar manajemen dakwah Dompet Dhuafa pada hari ketiga kegiatan, Rabu (25/10).

Adapun materi-materi tersebut ialah Pilar Program Dakwah dan Budaya Dompet Dhuafa serta Pengembangan Program Dakwah oleh SO Layanan Dakwah Dompet Dhuafa Ustadz AP, Rencana Strategi Layanan Dakwah 2024 oleh Direktur Dakwah, Budaya, dan Sosial Dompet Dhuafa KH Ahmad Shonhaji, Manajemen Organisasi Dakwah Pemberdaya oleh GM Layanan Dakwah, Budaya, dan Sosial Dompet Dhuafa Ustadz Herman Budianto, dan Strategi Implementasi Dakwah oleh Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Hong Kong Ustadz Fajar Shofari Nugraha.

Kegiatan yang diselenggarakan di Pendopo Siliwangi Kota Serang, Provinsi Banten ini diikuti sebanyak 67 peserta yang merupakan Dai dan Daiyah Dompet Dhuafa di seluruh wilayah Indonesia yang terdiri dari 40 Dai Pemberdaya Dompet Dhuafa tersebar di 20 provinsi dan 27 Dai Pesantren Mualaf Indonesia Dompet Dhuafa dari 13 provinsi.

Ustadz AP mengingatkan para Dai dan Daiyah Dompet Dhuafa yang telah ditugaskan berdakwah di masing-masing daerah penempatan untuk selalu mengemban karakter Dompet Dhuafa berupa value yang universal dengan singkatan INSPIRE atau kepanjangan dari integritas, sinergi, profesional, inovatif, dan responsif.

“Sinergi dengan siapa saja hatta beda agama, karena dakwah Dompet Dhuafa bukan hanya dakwah wathaniyah (tanah air) tetapi juga dakwah insaniyah (kemanusiaan). Kalau kita dakwah sendirian tidak selesai-selesai, responsif dalam membantu kebutuhan di masyarakat,” kata Ustadz AP.

Sementara itu, dalam perancangan strategi layanan dakwah Dompet Dhuafa untuk tahun 2024, KH Shonhaji menekankan agar setiap Dai dan Daiyah Dompet Dhuafa memahami tentang konteks dan konten pemberdayaan dengan penyesuaian implementasi berdasarkan portofolio medan dakwah setiap daerah.

“Saya ingin mengingatkan Dai Dompet Dhuafa kita non politik, non partisan, netral objektif. Bukan tidak boleh berpolitik, tapi bukan politik praktis karena kalau kita masuk ke dalam politik praktis kita menciderai donatur, karena kita bukan ormas, kita yayasan. Kita berada di semua golongan, maka kita mesti dapat dipercaya,” tegas KH Shonhaji.

Ustadz Herman menyoroti pentingnya manajemen dalam dakwah pemberdayaan di mana para dai diminta untuk tidak hanya berdakwah melainkan juga memiliki target dengan konsep plan (perencanaan), do (aksi nyata), check (evaluasi), dan act (gerak berkelanjutan).

“Seorang dai harus cerdas, harus memikirkan bukan hanya tentang menjalankan sesuatu. Lakukan kaderisasi, bangun tim, tidak single fighter. Kadang-kadang dai tidak kreatif karena dilahirkan dari proses (metode) yang lama. Tujuannya agar ada penerus jika kita sudah tidak di sana,” ujar Ustadz Herman.

Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Hong Kong mengatakan pelaksananaan dakwah membutuhkan tahapan dalam merealisasikan ke masyarakat yakni tabligh (menyampaikan), ta’lim (pembelajaran), takwin asy-syakhsyiyyah (pembentukan kepribadian), takwinul ummah (pembentukan umat), tanzhimul quwwah (pengelolaan kekuatan), tarqiyyah (peningkatan), dan tausiyah (menyampaikan).

Cordofa menggelar kegiatan Capacity Building Dai Pesantren Mualaf Indonesia Dompet Dhuafa yang mengusung tema “Meningkatkan Pelayanan dan Kepedulian Umat” dan Rakernas Dai Pemberdaya Dompet Dhuafa bertemakan “Peningkatan Refleksi Layanan Dakwah di Nusantara” selama satu pekan sampai Sabtu, 28 Oktober 2023.***

Para peserta Rakernas Dai Pemberdaya dan Capacity Building Dai Pesantren Mualaf Indonesia Dompet Dhuafa berfoto bersama para narasumber di Pendopo Siliwangi, Serang, (26/10) (Cordofa/Humam)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *