Kabar Terbaru

Dai Ambassador Dompet Dhuafa di Korea Selatan mengajar warga Uzbekistan Huruf Hijaiyah

“Imam, tolong ajarkan saya cara membaca al-Qur’an. Saya lupa. Dulu waktu kecil saya pernah mempelajarinya,” kata Soklat, seorang anak muda berusia 20 tahun berasal dari Uzbekistan, dengan bahasa Korea kepada Ustadz Alnof, Dai Ambassador Dompet Dhuafa, saat halaqah tilawah al-Qur’an setelah shalat Tarawih di Masjid al-Ikhlas Yongin Gyeonggi Do Korea Selatan, Kamis (24/5) lalu.

Malam ke-7 Ramadhan, Ustadz Alnof mengajak semua jamaah untuk kembali membuat halaqah tilawah al-Qur’an. Seperti malam-malam sebelumnya. Jamaah mulai melingkar. Edi, pencatat informasi halaqah, menyampaikan bahwa tilawah malam ini dimulai dari juz 26. Ustadz Alnof dan peserta halaqahnya langsung mengambil jatah tilawah juz 26. Halaqah yang lain melanjutkannya dengan juz 27 dan seterusnya.

Dalam halaqah Ustadz Alnof ternyata baru 2 orang WNI lain yang bergabung. Sebelum pembagian tugas tilawah dalam halaqah, datang seorang anak muda ganteng berkulit putih bersih dengan jenggot tipis tapi rapi, duduk persis di samping Ustadz Alnof. Tangannya memegang al-Qur’an. Dia seperti seorang yang menunggu pembagian jatah tilawahnya. “Nama saya Soklat,” katanya sambil mengulurkan tangan untuk bersalaman. Pemuda itu memperkenalkan dirinya.

Ustadz Alnof lalu memintanya membaca 2 halaman pertama juz ke 26. Tapi Soklat nampak kebingungan. Dia tidak langsung mencari bahagian ayat yang menjadi jatahnya. Ustadz Alnof membantu mencarikan bagian ayat yang akan dibacanya. Setelah menemukan ayat yang akan dibaca Soklat, Ustadz menunjukkan kepada Soklat. Namun Soklat justru berkata, “Saya tidak bisa membacanya. Dulu saya bisa. Waktu kecil saya pernah belajarnya”. Ustadz Alnof menanggapi Soklat, “Oh, baik. Kalau begitu, kamu duduk saja disini sementara. Setelah saya tilawah, kita berbicara lagi”. Malam itu Soklat tidak jadi membaca al-Qur’an. Jatah tilawah untuk Soklat diambil alih oleh Ustadz Alnof.

Ustadz Alnof memulai membaca juz 26. Soklat duduk disampingnya sambil memegang mushaf al-Qur’an. Dia berusaha fokus menyimak tilawah Ustadz Alnof. Dengan sabar Soklat menunggu Ustadz Alnof menyelesaikan tilawah. Setelah Ustadz Alnof selesai tilawah, Soklat mendekat dan berkata “Imam, tolong ajarkan saya cara membaca al-Qur’an”.

Karena Soklat hanya bisa berbahasa Korea, Ustadz Alnof dibantu WNI yang bisa berbahasa Korea mhlai mengajarkan Soklat belajar mengenal huruf Hijaiyah dan cara membacanya dengan metode Baghdadiyah. Setelah kejadian itu Soklat semakin semangat hadir di Masjid al-Ikhlas Yongin. Dia ikut ifthar, shalat tarawih dan belajar membaca al-Qur’an. Bahkan dia rajin membantu membereskan perlengkapan-perlengkapan pengajian ketika pengajian usai.

Halaqah tilawah al-Qur’an setiap malam Ramadhan setelah selesai menunaikan shalat tarawih menjadi keistiqomahan jamaah Masjid al-Ikhlas Yongin Gyeonggi Do Korea Selatan. Setiap juz dibaca oleh 4 orang. Tilawah dimulai dari awal al-Qur’an sampai selesai dan dibaca berkesinambungan. Menariknya halaqah al-Qur’an ini selalu ditemani oleh penganan ringan, buah-buahan, dan minuman yang dimasak oleh WNI yang sedang piket memasak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *