Orang baik selalu dirindukan dan dihargai oleh siapapun tanpa memandang agama, ras, suku dan status sosial. Walaupun non muslim, jika dia baik, tak ada alasan bagi kita sebagai muslim, selain berlaku baik juga kepadanya.
Jika non muslim saja dihargai jika dia baik dalam hubungan sosial, apalagi yang muslim. Justru yang muslim harus lebih baik akhlaknya ketimbang non muslim, apalagi akhlaknya terhadap sesama muslim. Jangan sampai shalatnya rajin, taklimnya rajin, namun hubungan sosialnya minus ! Rajin ke masjid tapi mulutnya itu loh, tak nyaman didengar orang !
Menjadi Orang Baik
Ada terapi mudah yang diajarkan Rasulullah SAW agar seorang muslim menjadi orang baik dengan akhlaknya. Ya, menjaga lisan. Lisan yang tidak dijaga bisa menyebabkan kerugian bagi siapa saja, bukan hanya bagi pemilik lisan itu sendiri. Hanya gara-gara bicara seenaknya, permusuhan, pembunuhan, bubarnya silaturahmi bisa terjadi.
Berikut terapi yang diajarkan Rasulullah untuk umatnya yang sering sembarang ucap :
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir hendaknya ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari dari jalur Abu Hurairah RA).
Singkat, padat dan jelas bukan? Hendaknya setiap muslim berkata yang baik, manfaat dan yang benar saja. Jika yang diucapkan adalah perkataan sia-sia, menyakitkan orang, atau kebohongan haram dilakukan. Lebih baik diam saja! Diam itu pekerjaan gratis yang tidak perlu belajar. Diam bisa dilakukan oleh siapa saja, baik profesor atau orang bodoh sekalipun.
Jika lisan sudah bisa dikendalikan, insya Allah seluruh anggota tubuh kita juga bisa menyesuaikan. Orang yang lisannya baik akan memengaruhi pikiran dan perbuatannya agar selalu melakukan tindakan atau sikap yang positif saja.
Dan jika disimak lebih jauh, sebetulnya bisa dipahami pula jika lisan tidak terjaga, seharusnya malu untuk mengklaim bahwa dirinya beriman kepada Allah dan Hari Akhir. Artinya, jika mengaku beriman, seharusnya memantaskan diri untuk berkata baik atau diam saja jika khawatir perkataan atau statement yang keluar darinya menjadi buruk.
Wallahu A’lam
Tim Cordofa.
Foto: Unsplash