Saat kamu kecil, pernah tidak kamu bertanya bagaimana caranya cicak memakan nyamuk ? Karena sepanjang apapun lidah yang terjulur, kalau terbangnya nyamuk membentang jarak yang tak mampu digapai, apalah daya bagi si cicak. Mungkin ia harus berpuasa seharian.
Seorang sholeh yang bernama Hasan al Bashri pernah berucap, “Aku tahu, rizqiku takkan diambil orang, karenanya hatiku tenang. Aku tahu, amalku takkan dikerjai orang, karenanya kusibuk berjuang.”
Seandainya saja kita adalah seekor cicak, boleh jadi sudah sejak dulu kita berteriak, “Ya Allah, Engkau salah rancang!” sebab cicak adalah binatang yang merayap dengan kemampuan menjulurkan lidah yang terbatas. Sedangkan nyamuk, ia adalah hewan bersayap yang bisa terbang kemanapun ia suka. Sungguh mudah baginya untuk menghindari setiap terjangan cicak.
Ya, ada kalanya kita berpikir ada yang salah dengan pemberian Allah. Kita pun sibuk berpikir bagaimana rasanya menjadi dia atau mereka. Ada kalanya kita ingin tahu tentang banyak rahasia takdir, sampai kita lelah tanpa hasil.
Akan tetapi, “Dan tiada dari segala yang melata di bumi melainkan atas tanggungan Allah-lah rizqinya. Dia Maha Mengetahui tempat berdiam dan tempat penyimpanan. Semuanya tertulis dalam kitab Lauhul Mahfudz yang nyata.” (QS. Huud: 6)
Maka Allah yang mendatangkan nyamuk baginya. Walau jarak dan waktu memisahkan keduanya, akan Allah dekatkan sedekat-dekatnya. Bebas si nyamuk terbang kemana jua, tapi Allah bimbing supaya menuju pada sang cicak yang berjuang dengan sahaja.
(M. Azzam/Cordofa)