Kabar Terbaru

Bolehkah Aku Rindu?

Setiap manusia pasti memilki rasa rindu. Seseorang bisa merindukan kesempurnaan hubungan dengan Allah ketika ia telah mencapai suatu dasar untuk menjalin hubungan dengan Allah. Merasakan kenikmatan dan kelezatan rindu yang mengalir lembut bersama cinta dalam ibadah. Namun bolehkah aku rindu?

Ada kisah seorang nabi yang dilanda rindu dengan ilahNya. Nabi Ibrahim Bin Adham berkata,”Suatu hari, aku berdoa: “Ya, Tuhan, jika Kau hendak memberikan kepada salah seorang di antara orang-orang yang mencintai-Mu sesuatu yang bisa menentramkan hati sebelum bertemu dengan-Mu, maka berikanlah ia padaku. Sungguh, kegelisahan ini telah membuatku menderita.”. Lalu ia meneruskan ceritanya, ”Aku pun bermimpi, Dia menghentikanku tepat di hadapan-Nya seraya berfirman, “Hai, Ibrahim, apakah kau tidak malu pada-Ku dengan meminta-Ku agar memberimu sesuatu yang bisa menenteramkan hatimu padahal kau belum bertemu dengan-Ku? Apakah orang yang dilanda rindu bisa tenteram sebelum bertemu Kekasihnya?” Aku lalu menjawab, ”Aku sedang kalut dalam cinta-Mu, sehingga aku pun tidak menyadari apa yang kukatakan. Ampunilah aku dan ajarilah aku apa yang mestinya kukatakan.”. Maka, Tuhan Menyahut, ”Katakanlah: “Ya, Allah, berikanlah aku kerelaan untuk menerima keputusan-Mu, kesabaran untuk menghadapi cobaan-Mu, dan sikap syukur terhadap karunia-Mu.”

Dalam kisah ini, rindu begitu kuat karena rindu akan berakhir jika seorang insan sudah bertemu dengan kekasihnya. Namun begitu tersiksa jika rindu tidak berada dalam kearifan. Karena rindu hanya diperbolehkan jika seorang yang arif dalam merindu ia selalu berusaha agar tetap dalam kesempurnaan hubungan dengan Allah dan menyadari bahwa selalu ada sesuatu dari keindahan dan keagungan Allah yang belum ia ketahui maka rindu tidak akan menyiksa dirinya.

Maka dari itu Allah berkata kepada Ibrahim Bin Adham, ”Katakanlah : “Ya, Allah, berikanlah aku kerelaan untuk menerima keputusan-Mu, kesabaran untuk menghadapi cobaan-Mu, dan sikap syukur terhadap karunia-Mu.” Dari tiga hal di atas sudah cukup menjelaskan, lakukanlah itu jika kita rindu, agar rindu tetap dalam dirimu sampai akhir kelak dan tersingkaplah tabir antara dirimu denganNya dalam rindu ini. (Ummay Nur Farah)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *