Kabar Terbaru

Berdakwah di Negeri Buruh Migran

Ramadhan 1436 H merupakan salah satu bulan yang sangat spesial bagi saya pribadi, selain Ramadhan yang merupakan bulan yang penuh keberkahan dan kebaikan dari Allah. Bulan ini juga diamanahkan oleh CORDOFA Dompet Dhuafa untuk menjalankan amanah dakwah. 30 hari saya meninggalkan tanah air.

Saya merasa safar kali ini penuh dengan makna, walaupun istri tercinta dan calon anak dalam rahim sang istri saya tinggalkan, mereka merasa tenang dan bahagia pasalnya kepergian saya syarat dengan misi yang suci serta mengemban amanah dakwah.

Pada Jum’at, 19 Juni 2015, CORDOFA mengumumkan pembagian Negara – Negara tujuan yang akan diemban oleh kami para Dai Ambassador. Ke-13 Dai yang hadir tidak sabar mendengarkan hasil pembagian negara tersebut termasuk saya sendiri. Keluarlah hasil pengumuman tersebut, hasilnya Hong Kong dan Macau-lah menjadi tugas garapan dakwah saya. Syukur yang tak luntur setelah mendegar pengumuman pembagian tugas Negara tersebut, karena saya yakin di Negara manapun ditugaskan pada hakikatnya memiliki peluang dan tantangan dakwah tersendiri.

Hong Kong adalah salah satu negara yang banyak Warga Negara Indonesia didalamnya, banyak BMI (buruh migran Indonesia) yang mengadu nasibnya disana. Begitu pun dengan Macau, kondisi Negara ini tidak jauh berbeda dengan Hong Kong. Selain dakwah, ternyata safar saya membuahkan hasil dan manfaat buat saya pribadi. Saya banyak mendapatkan ilmu dan pengalaman, ilmu dari para jama’ah dan para guru yang sama – sama mengemban amanah dakwah di sana. Pengamalan yang tak bisa dihargakan dengan materi, sungguh safari dakwah kali sangat berkesan bagi saya.

Secara garis besar, Safari dakwah ramadhan ini, saya diamanahkan berdakwah di 2 Negara, yaitu : Hong Kong dan Macau. Secara umum kedua wilayah ini merupakan bagian dari Republik Rakyat Tiongkok, tapi secara status kedua Negara ini sudah memiliki administrasi khusus. Kedua Negara ini merupakan Negara yang berpotensi maju, tingkat ekonomi yang stabil, tingkat keamanan yang kondusif, serta kondisi soial dan politik yang maju.

Dari kondisi ini, maka Hong Kong dan Macau menjadi destinasi para buruh migran Indonesia (BMI). Tercatat 160.000 buruh berada di Hong Kong dan 5000 buruh berada di Macau. Dengan kondisi alam yang tidak berbeda jauh dengan Indonesia membuat pengunjung termasuk buruh betah disana. Hal lain yang membuat BMI nyaman disana adalah kultur sosial warga Asia yang melekat di warga pribumi. Jarang sekali terdengar kekerasan fisik dan ras kepada BMI di Hong Kong dan Macau. Selain itu tingkat salary yang lumayan tinggi membuat mereka berlama- lama tinggal di Hong Kong dan Macau.

Hong Kong dan Macau merupakan salah satu negara yang menjadi destinasi para BMI. Sejak tahun 1980-an negara ini mulai di huni oleh warga Indonesia yang mengadu nasib ke sana. Tercatat sekitar 170.000 lebih warga Indonesia berada di Hong Kong, yang ini semua menjadi mad’u. Diantara model mad’u Hong Kong yaitu :

1. Keluarga KJRI Hong Kong
Hong kong merupakan bagian dari wilayah RRT, walaupun secara administrasif Hong Kong negara yang terpisah dari RRT. Dengan kondisi demikian, KJRI pun siap melayani WNI sebagai panjang tangan dari KBRI di Beijing. Kurang lebih 100 orang yang menjadi mad’u dari kalangan keluarga KJRI. Terdiri dari home staff, local staff, ibu-ibu darma wanita, serta karyawan lainnya. Kantor perwakilan KJRI hanya berada di Hong Kong sedangkan di Macau tidak ada.

2. Ekpatriat
Ekpatriat ini merupakan WNI yang sudah bertahun –tahun berada di Hong Kong dan Macau. Sebagian mereka adalah pekerja profesional, mulai dari pilot maskapai penerbangan local maupun internasional, pegawai perbankan, pegawai perkantoran, pembisnis dan lain sebagainya. Karena kondisinya seperti itu maka mereka sudah menjadi bagian dari warga pribumi. Ekpatriat di Hong Kong sama dengan di Macau, mereka menjadi perkeja profesional.

3. BMI (Buruh Migran Indonesia)
Buruh migran Indonesia merupakan mayoritas profesi WNI yang berada di sana. 160.000 WNI yang menjadi BMI Hong Kong, terdiri dari 90 % kaum Hawa dan sisanya kaum Adam. BMI wanita bekerja di rumahan dan menjadi asisten rumah tangga , sedangkan kaum pria menjadi pekerja di restoran, perhotelan dan pelayaran.

Kondisi Macau sama dengan Hong Kong didominasi oleh kaum wanita. Sekitar 5000 BMI disana. 90 % kaum wanita yang bekerja di rumah tangga sedangkan sisanya kaum pria bekerja di perhotelan.

Kegiatan Selama di Hongkong Puji syukur kehadirat Allah SWT yang mentaqdirkan saya menjadi bagian dari CORDOFA Dompet Dhuafa. Dengan demikian saya mampu mengamalkan sedikit ilmu yang sama miliki dan bisa menebar manfaat lebih luas. Selama bertugas di Hong Kong dan Macau saya banyak mengajarkan ilmu dan menuntut ilmu.

Sejak 20 Juni 2015 meninggalkan Tanah Air sampai 19 Juli 2015 meninggalkan destinasi dakwah di Hong Kong dan Macau, banyak agenda dakwah yang saya lakukan, harapannya semoga yang apa yang saya lakukan menjadi pemberat mizan di akhirat kelak, amin. Diantaranya yaitu : Mengisi kajian-kajian rutin di berbagai Majlis Taklim, mengisi seminar, menjadi Khotib shalat Idul Fitri, Imam Shalat Fardhu dan tarawih, mengisi kultum, silaturrahim dengan tokoh dan ulama setempat serta konsultasi pribadi para buruh migran. (Hendar Ali Irawan, Dai Ambassador CORDOFA 2015)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *