Dalam mengarungi bahtera dan menjalani liku kehidupan, adakalanya seseorang mengalami kesulitan bahkan bisa dikatakan keterpurukan. Seorang pedagang dengan modal yang tidak sedikit tentu berharap besar dan meraup keuntun gan sebesar-besarnya. Namun adakalanya harapan tinggalah harapan. Usaha sang pedagang justru mengalami kebangkrutan. Jika hanya bangkrut saja, sepertinya tidak begitu menderita. Adakalanya bukan hanya bangkrut, tapi harus membayar hutang yang menumpuk karena modal usaha bersumber dari hutang.
Di saat terpuruk itulah ujian mental dan psikis terjadi. Ada yang tidak sabar lalu depresi. Ada yang tidak sabar lalu putus asa bahkan mengakhiri hidup. Ada yang tidak sabar lalu beralih mencari penghidupan dengan cara yang haram. Dan ada juga yang bersabar dan bangkit dengan sekuat tenaga dan lebih dekat dengan Allah.
Bagi yang sabar dan bangkit dari keterpurukan, kebangkrutan bukanlah akhir dari sebuah usaha. Penyebab kebangkrutan pada usahanya yang lalu tentu menjadikan pelajaran yang sangat berharga untuk bisnisnya kedepan. Dia akan semakin hati-hati dan teliti, semakin cermat dan penuh perhitungan ketika memulai bisnisnya kembali.
Sikap pedagang seperti di atas sesuai dengan hadis Rasulullah SAW:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ لَا يُلْدَغُ الْمُؤْمِنُ مِنْ جُحْرٍ وَاحِدٍ مَرَّتَيْنِ.
“Orang mukmin tidak akan terperosok dua kali pada satu lobang yang sama.” (HR. Bukhari).
Hadis diatas memang singkat namun padat makna. Hadis ini, sedikitnya ada beberapa poin yang kita bisa ambil hikmahnya:
4. Orang yang bangkit dan berhati-hati memiliki mental yang sehat dan terhindar dari depresi dan sikap pecundang.
Pedagang bangkrut dalam tulisan ini hanyalah ilustrasi belaka. Jika pedagang bangkrut saja harus berpedoman dengan hadis di atas, apalagi bagi orang yang telah melakukan dosa. Orang yang melakukan dosa harus segera bertaubat dan berupaya agar tidak mengulangi dosa.
Para pelaku maksiat dan berulang-ulang dalam kemaksiatannya dan tak kunjung bertaubat sama saja dengan orang yang terperosok berkali-kali, entah di lubang yang sama atau lubang-lubang yang lain. Sebagai muslim yang baik, kita tentu merasa kasihan dengan saudara-saudara kita yang terperosok ke dalam lubang-lubang setan. Kita memiliki kewajiban dan tanggung jawab moral karena Allah untuk menolong mereka semaksimal yang kita bisa.
Jika tidak mampu mencegah para pelaku maksiat dengan kekuasaan yang kita miliki, maka nasihatilah. Jika tidak mampu juga, maka doakanlah dan jangan membenci dan mencaci mereka.
Semoga Allah senantiasa memberikan petunjuk agar tidak terperosok ke lubang-lubang setan, aamiin.