Problematika umat yang semakin kompleks, membutuhkan sinergitas seluruh elemen untuk bahu-membahu menyelesaikannya dengan sebuah ide dan potensi yang dimiliki. Pertumbuhan umat Islam adalah sebuah potensi besar yang harus dikembangkan dalam menjawab tantangan global, terutama konsolidasi menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN.
Dengan demikian ASEAN Moslem Students Association (AMSA) menggelar konferensi internasional pada 22-25 Maret 2017 di dua tempat, Lombok Barat dan Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
Lombok sebagai kota yang mendapatkan pengharagaan World Best Halal Tourism dan World Best Honeymoon Destination layak menjadi tuan rumah perhelatan ini karena sesuai dengan tema acara, ASEAN As The Main Point Of World Halal Tourism. Acara ini dihadiri oleh sekitar 230 orang delegasi dari berbagai wilayah Indonesia dan ASEAN, seperti Malaysia dan Thailand.
Konferensi ini bertujuan sebagai sebuah wadah lokomotif silaturahmi dan ide pemuda-pemuda muslim ASEAN. Salah satu rangkaian konferensi yaitu diskusi panel sesuai dengan peminatan masing-masing peserta, mulai dari dakwah, pendidikan, politik, ekonomi, sosial-budaya dan kemanusiaan. Corps Dai Dompet Dhuafa (CORDOFA) mengambil bagian dari acara ini yang diamanahkan memimpin komisi dakwah pada diskusi pleno.
Hadir pada kesempatan dan memberikan sambutan sekaligus keynote speech, Menteri Pemuda dan Olahraga yang diwakili Dr. Jonni Mardizal selaku PLT Deputi Pengembangan Pemuda Kemenpora RI.
“Pemuda merupakan lokomotif kemajuan suatu bangsa dimanapun itu. Sebagai Pemuda kita dituntut untuk produktif, kreatif dan kompetitif. Itulah realitas yang harus dihadapi, begitupun pemuda muslim kemampuan menghadapi tantangan zaman akan mewujudkan memajukan suatu bangsa di dunia khususnya Asean,” kata Jonni Mardizal dalam press relase yang diterima Redaksi Senin (27/3).
Menurut dia, gerakan Islam rahmatan lil’alamin merupakan salah satu inti perjuangan Pemuda Muslim di Asean. Gerakan tersebut diyakininya akan membawa pada perubahan dan menjadikan Asean sebagai teladan Islam dunia.
Konferensi ini menghasilkan sebuah resolusi bersama untuk direkomendasikan kepada Pemerintah Provinsi NTB, Kementrian terkait serta Sekjen ASEAN. Pada akhirnya, berkumpulnya kalangan intelektual muda muslim dari seluruh nusantara dan berbagai negara Asean ini sebagai bentuk dorongan konsolidasi interkoneksi para pelajar dan mahasiswa muslim Asean. Sehingga ikut serta berkontribusi membangun peradaban Asean Berkemajuan, dengan pergulatan ide dan gagasan. (Cordofa/Hardy/Arifah)
Baca Juga: Strenghening Dakwah in Multicultural Country