Kabar Terbaru

Apakah Saya Berdosa?

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa pelaksanaan Pemilihan Umun semakin dekat dan tentunya sebagai warga negara yang baik, kita berupaya untuk memilih calon pemimpin yang baik.

Namun ada kekhawatiran pada diri saya, Pak Ustaz. Ketika saya memilih calon presiden atau calon anggota legislatif yang menurut saya baik dan ternyata setelah menang pemilu dan dilantik ternyata jauh berbeda ketika kampanye. Ketika terpilih, ternyata menyimpang dari amanah negara dan agama. Pertanyaan saya, apakah saya berdosa, Pak Ustaz? Apakah saya berdosa karena salah pilih dan terbuai dengan kampanye mereka?

Inilah yang membuat saya khawatir dan menghantui saya. Akibat kekhawatiran ini, hampir saja saya mengambil sikap golput. Saya mohon sekali pencerahannya, Pak Ustaz!

Demikian dan terima kasih.

Wassalam.

Jawaban:

Wa’alaikumussalam wr wb.

Negara kita Indonesia ini merupakan negara dengan penduduk muslim mayoritas. Dan sangat wajar jika memilih calon pemimpin yang nantinya memperhatikan kemaslahatan umat Islam di Indonesia. Pemimpin yang pro umat Islam, bukan berati mengebiri hak-hak keagamaan penduduk minoritas, Justru pemimpin yang religius dan mengerti hukum dan norma Islam akan berlaku adil kepada siapa saja, termasuk non muslim.

Dilihat dari kacamata Islam, pemilu merupakan salah satu urusan penting bagi kaum muslimin. Oleh karena itu, sebagai muslim yang baik, kita harus peduli dan terlibat dengan urusan kaum muslimin pula. Jika kita “cuek” bahkan tidak mendukung urusan kaum muslimin, kita dicap sebagai orang yang tidak berada di barisan kaum muslimin. Jika bukan di barisan kaum muslimin, ya tentunya bisa jadi berada di barisan kaum munafikin dan kaum kuffar tentunya, naudzu billah! Renungkanlah hadis berikut!

مَنْ لَمْ يَهْتَمَّ بِأَمْرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَلَيْسَ مِنْهُمْ

“Siapa yang tidak memperhatikan urusan kaum muslimin, maka dia bukan termasuk golongan mereka.” (HR. Thabrani).

Kita harus memilih calon pemimpin yang baik dan cakap menurut kriteria ajaran Islam. Kita harus mempertimbangkan calon yang kita pilih dari kebaikannya secara zahir. Yang cukup terlihat secara zahir adalah visi misinya, bagaimana track recordnya, bagaimana keberpihakannya kepada rakyat terutama kaum muslimin dan juga lihat akhlaknya. Jika semuanya terlihat baik secara zahir, maka pilihlah dia.

Andaipun nantinya ternyata bertolak belakang dengan janjinya dalam kampanye, kita bisa memberinya nasihat yang disampaikan dengan baik sesuai mekanisme yang berlaku. Dan tentunya kita tidak berdosa karena hal tersebut berada di luar kemampuan kita. Kita hanya bisa berikhtiar secara zahir dan bertawakal kepada Allah. Dan tak lupa, mendoakan pemimpin agar diberi kekuatan dan petunjuk dari Allah serta dijauhkan dari godaan setan adalah perkara terpuji.

Demikian.

Wallahu A’lam.
Foto : Freepik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *