Maaf, Pak Ustaz, izin bertanya!
Ketika hendak berangkat shalat Idul Fitri, Alm. Ayah saya sedikit menekankan agar saya sarapan dulu. Beliau mengatakan demikian dengan alasan sunah Nabi SAW. Tapi untuk Shalat Idul Adha malah sebaliknya, makannya setelah selesai shalat.
Karena saya awam, saya hanya manut saja. Pertanyaan saya, apakah benar demikian, Pak Ustaz? Jika memang benar ada hadisnya, apakah hikmah dibalik perintah tersebut?
Terima kasih atas pencerahnnya, Pak Ustaz!
Jawaban:
Wa’alaikumussalam Wr. Wb.
Yang disampaikan Alm. Ayah Anda memang benar adanya. Berikut dalilnya:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَطْعَمَ وَلَا يَطْعَمُ يَوْمَ الْأَضْحَى حَتَّى يُصَلِّيَ.
Para ulama menganalisis perbuatan Rasulullah tersebut sebagai berikut:
- Beliau sengaja makan sebelum berangkat Shalat hari raya Idul Fitri karena memastikan bahwa hari itu Ramadhan sudah berlalu dan masuk hari raya. Hari raya tidak boleh puasa. Dalam hadis lainnya, diriwayatkan bahwa Rasulullah memakan beberapa butir kurma.
- Beliau tidak makan sebelum berangkat shalat Idul Adha karena memang ingin memakan daging hewan qurban yang disembelih setelah shalat dan khotbah Idul Adha dilaksanakan.
Tim Cordofa.
Referensi:
Foto : Freepik