Kabar Terbaru

Amazing Muslimah: Perjuangan Heni Mengenal Huruf Hijaiyah

Kabupaten Kepulauan Sangihe yang terletak di antara Pulau Sulawesi dan Pulau Mindanao, Filipina, serta berada di bibir Samudera Pasifik merupakan salah satu tempat intervensi dakwah dari 26 titik Nusantara dalam membumikan Al-Qur’an oleh Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa) melalui program Amazing Muslimah.

Program ini merupakan gerakan membebaskan Muslimah Indonesia dari buta huruf Al-Qur’an, mulai dari awal mengenai huruf hijaiyah, hingga bisa dengan lancar membaca Al-Qur’an.

Heni Sumampau, seorang muallaf dari desa kecil di Kabupaten Kepulauan Sangihe, yakni Kampung Moade, sangat antusias dalam menyambut Kegiatan Amazing Muslimah yang akan diselenggarakan di kepulauan tempat tinggalnya. Namun ia mengaku berat hati ketika diminta untuk menjadi panitia pelaksana oleh Ibu Suriyani—ketua PD Salimah Sangihe—selaku mitra penyelenggara.

Beberapa waktu Heni pun bimbang, memikirkan tawaran kepanitian itu. Ia merasa malu dan tidak pantas jika menjadi bagian dari kepengurusan sebuah kegiatan dakwah, sedangkan dalam dirinya masih belum begitu berilmu mengenai ajaran Islam. Ia masih perlu belajar dan belajar memahami syariat yang telah Allah tetapkan, agar cinta terhadap-Nya bisa sempurna dengan perilaku. Di lain sisi ia menginginkan pula menjadi hamba Allah yang senantiasa mensyiarkan nilai rahmatan lil ‘alamin melalui Al-Qur’an, sebab ia yakin nilai-nilai kebaikan itu tertanam pada kalam-Nya.

Rasa bimbang itu terpancar dari raut wajahnya yang sering merenung, hingga sang suami mulai mempertanyakan hal yang tengah menimpa pada istrinya itu. Heni pun menceritakan kebimbangannya sebagai seorang muallaf yang berharap dapat menebar kebaikan pada sesama. Penuh kebijaksanaan sang suami mendukung dan meyakini Heni untuk menerima ladang amal itu.

Kerap sang suami setia mengantarkan Heni dari Moade ke Moronge, tempat pelaksanaan acara, untuk koordinasi kepanitiaan. Setiap itu pula mereka pulang larut malam, menelusuri gelap di antara bibir pantai dan rumah-rumah yang terpisah oleh pepohonan. Mereka melihat hanya tergantung pada lampu sepeda motor yang dikendarainya, karena di sepanjang jalan itu tidak ada lampu penerangan jalan. Damal hati Heni bergumam, “Semoga Allah meridhoi segala amal kebaikan ini.”

Sebagai seorang muallaf, Heni tidak ingin menjemput hidayah itu sendirian. Melihat di sekitar Kecamatan Tabukan Utara, tempat ia tinggal banyak muallaf, Heni pun bersilaturahmi dengan satu persatu saudara seimannya itu sembari mengajak untuk hadir dalam pelatihan membaca Al-Qur’an. Dari pintu ke pintu ia kunjungi, semenjak hari terik hingga berganti hujan, terkadang juga terpeleset pada jalan bertanah, namun langkahnya tidak surut oleh keadaan.

Heni bertekad untuk bisa membaca Al-Qur’an dan memanfaatkan kesempatan belajar dalam program pembebasan buta huruf untuk muslimah ini. Ia memposisikan diri bukan sekadar panitia, pun sebagai peserta. Di tengah para muallaf dan ibu-ibu yang tergabung dalam majelis di wilayahnya, ia duduk sembari menyimak materi yang disampaikan oleh Ustadz Imam Alfaruq selaku trainer.

Di sela-sela pelatihan, Heni meneteskan air mata, ia merasa betapa indahnya dapat mengenal huruf-huruf Al-Qur’an walaupun saat mengucapkannya masih terbata-bata. Dan Heni mengaku sangat bersyukur, selain bisa belajar membaca Al-Qur’an, ia juga mendapatkan motivasi langsung dari Peggy Melati Sukma, sebagai Inspirator Muslimah yang turut hadir dalam acara tersebut.

Perjalanan dan perjuangan Hijrah Peggy memberikan ia ruang dalam benaknya untuk melakukan hal yang serupa, yakni kembali kepada Allah, kepada cahaya Illahi.

Ia percaya, kelak akan mampu melafalkan makhrojil huruf dengan sempurna sehingga dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Ia pun berharap, kelak akan menjadi seorang Muslimah yang mempesona dihadapan Allah, yaitu Amazing Muslimah.

One thought on “Amazing Muslimah: Perjuangan Heni Mengenal Huruf Hijaiyah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *