Kabar Terbaru

Allah Tidak Pernah Tinggal Diam

Menjadi manusia, adalah tentang bagaimana bukan hanya berhasrat memenuhi hak-hak pribadi. Dan dakwah yang kita jalani hari ini, mengajarkan pada kita bahwa mengulurkan tangan untuk memenuhi hak-hak orang lain boleh jadi menjadi kewajiban atas diri bila kita memang mampu melakukannya.

Ini adalah sebuah kisah lampau yang disarikan dari Abdul Malik bin Abdullah bin Abu Sufyan Ats-Tsaqafi dari kitab sirahnya Ibnu Ishaq.

Ia berkata, “Seorang lelaki mendatangi Makkah dari Irasyah bersama dengan untanya. Kemudian untanya itu dibeli oleh Abu Jahal bin Hisyam, namun ia sengaja menunda pembayarannya. Lantaran merasa terdzolimi, lelaki itu pergi dan berhenti di tengah-tengah perkumpulan orang-orang Quraisy dan berseru, “Wahai sekalian orang Quraisy, adakah dari kalian yang bisa membantuku menghadapi Abu Jahal ? sesungguhnya aku adalah orang asing dan ibnu sabil, dan dia telah merampas hakku.”

Sebagian besar dari mereka mengetahui betapa besarnya kebencian dan permusuhan yang dipendam oleh Abu Jahal terhadap Nabi Muhammad Saw, maka mereka menyarankan padanya untuk menemui Nabi Muhammad Saw dan mengajaknya serta.

Setibanya di rumah Abu Jahal, beliau mengetuk pintunya, dan Abu Jahal pun keluar. Betapa tercekatnya ia ketika melihat seekor unta jantan tinggi besar dan taring yang tidak pernah ia lihat pada unta lainnya, berdiri tegap di belakang Nabi Muhammad Saw, seolah bersiap untuk menerkam dirinya. Belum lagi, bersamanya juga terdapat sejumlah laki-laki yang membawa tombak yang berkilauan, dengan posisi yang juga bersiap menikam perutnya.

Maka, ketika beliau memerintahkan untuk memberikan lelaki tersebut haknya, Abu Jahal pun berkata, “Baik, jangan pergi sampai aku berikan apa yang menjadi haknya.”

Setelah lelaki itu mendapatkan haknya kembali, Rasulullah Saw berkata, “Pergilah mengurus keperluanmu.”

Dalam dakwahnya kepada Allah, Sang Empunya dakwah mengajari kita bahwa menyeru kepada keadilan, mengembalikan hak kepada yang berhak, berlaku adil kepada mereka yang terdzolimi dan menegakkan keadilan terhadap orang-orang yang melampaui batas adalah bagian dari dasar dakwah Islamiyah. Dan beliau juga menunjukan pada kita kalau Allah tidak pernah tinggal diam.

(M. Azzam/Cordofa)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *