Kabar Terbaru

Alhamdulillah ijazah di dapat lewat bantuan LPM DD

“Kasian sama ibu nafasnya sering terengah-engah, gak bisa kerja berat, sama sering dapat perlakuan kasar dari orang sekitar. Kalo sudah begitu saya ga bisa berbuat apa-apa paling cuma peluk ibu dan bilang sabar ya bu”.

cordofa-bantuan-lpm

Aprilia (18) atau biasa dipanggil April merasakan betul bagaimana perjuangan sang ibu, Anisa (40) untuk dapat membesarkan, mendidik, hingga menjadikannya lulus Sekolah tingkat atas meski menjadi single parent selama 7 tahun terakhir. Tidak mudah bagi Anisa menjalani kehidupan tanpa suami yang selama ini menjadi tulang punggung keluarga. Apalagi, Anisa harus mengalami musibah tertabrak motor ketika masih bekerja sebagai tukang sapu di salah satu Perusahaan di Jakarta. Kejadian itu tak hanya membuat Anisa harus berhenti bekerja, namun hal itu juga berimplikasi pada kesehatan Anisa yang lebih kompleks.

“Setahun setelah kejadian itu, kata Dokter saya kena TB tulang. Badan saya ga bisa berdiri tegak, terus ada benjolan di tulang punggung saya.” Ujar Anisa sambil menunjukan hasil diagnosa Dokter kepada petugas LPM Dompet Dhuafa.

Penyakit yang dialami oleh Anisa saat ini, tak pelak membuatnya harus menjalani rawat jalan secara intensif di RSUD Tangerang Selatan. Untuk membiayai pengobatan, pendidikan dan biaya hidup mereka, Annisa juga melakukan berbagai macam usaha. Mulai dari menjadi kuli cuci, menjual pakaian, hingga menjual makanan ringan keliling masih dijalankan olehnya. Semua itu dilakukan Anisa agar ia bisa bertahan hidup dan tak menyusahkan saudara yang ia tumpangi rumahnya di Jalan Batas Indah RT.07/01 Pondok Betung – Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan.

“Saya udah lama mengontrak, capek pindah-pindah melulu, saya nunggak terus akhirnya ya dikeluarin. Makanya saya pindah ke rumah saudara yang sebenarnya sich masih warisan Nenek saya.” Ucap wanita asli Betawi ini.

Sebagai anak, April menyadari betapa beratnya beban hidup yang harus ditanggung sang ibu. Maka dari itu, sedapat mungkin ia berinisiatif untuk dapat meringankan beban Anisa. Berbagai usaha dilakoni April, privat dan mengajar ngaji adalah dua hal yang saat ini menjadi aktifitas sehari-hari. Meski dari kedua hal yang ia jalani tak banyak yang dihasilkan tetapi bagi April hal itu juga sudah cukup membantunya. “Minimal tak menyusahkan ibu,” Kata peringkat 3 terbaik SMK Islam Al-Ihsan ini.

April berharap ke depan ia dan Annisa bisa mengontrak rumah kembali dan mandiri tanpa harus merepotkan orang lain seperti dahulu. Namun kendala yang dihadapi April saat ini ialah, ia belum mendapatkan pekerjaan setelah tamat dari SMA. “Saya cuma pakai surat keterangan lulus untuk melamar kerja, banyak perusahaan yang minta supaya ijazahnya disertakan juga.” Ujarnya.

Obsesi terbesar dari Remaja yang gemar mengaji ini setelah mendapatkan pekerjaan tak lain adalah, agar ia dapat membiayai pengobatan Annisa sehingga ia bisa beraktifitas seperti sedia kala. “Kasian sama ibu nafasnya sering terengah-engah, gak bisa kerja berat, sama sering dapat perlakuan kasar dari orang sekitar. Kalo sudah begitu saya ga bisa berbuat apa-apa paling cuma peluk ibu dan bilang sabar ya bu”. Beber Dara kelahiran Jakarta ini sambil berkaca-kaca.

LPM Dompet Dhuafa sebagai lembaga kemanusiaan, memahami apa kesulitan yang dialami oleh Anisa dan April. Melalui program “Ijazah untuk Kehidupan”, LPM berinisiasi melunasi tunggakan administrasi April agar ia dapat menebus ijazahnya dan mempergunakan Ijazah tersebut untuk mencari pekerjaan yang diinginkan.

April berterima kasih atas bantuan yang telah tersalur kepadanya, dan ia berdoa agar semua yang membantunya diberikan kebaikan oleh Allah SWT. Ia juga memohon doa agar ia bisa sukses dan mampu membahagiakan ibunya. “Saya juga doain buat donatur Dompet Dhuafa semoga bisa pergi haji bagi yang belum.” Ujar Annisa menambahkan. (Rifky/LPM DD)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *