Kabar Terbaru

Kisah Dariah, Penerima Manfaat Keluarga Tangguh LPM Dompet Dhuafa

Sebelum fajar di ufuk timur menyapa, Ibu Dariah telah terbiasa melawan rasa dingin yang menyelimuti kulit. Melangkahkan kaki di pukul tiga dini hari menuju pasar Serpong untuk membeli berbagai macam sayuran yang kemudian, seusai shalat subuh, akan dijual kembali kepada warga Kp. Curug Pancol yang ingin memenuhi kebutuhan pangannya. Maklum, ia telah lama menjadi langganan warga di sekitar sana. Setelah itu berkeliling menawarkan dagangannya di wilayah Buaran sampai pukul sebelas siang. Jika tidak habis, ia menaruhnya di halaman rumah yang kecil dan para tetangga biasa membeli karena harganya diturunkan sedikit lebih murah.

Tak jarang keringat menetes dari wajahnya dengan napas agak tersengal-sengal, menandakan lelah mulai bersemayam dalam tubuh. Tapi itu dapat terkalahkan oleh tekad untuk menafkahi dan membiayai sekolah ketiga putranya, seperti pesan almarhum suami sebelum ajal menjemput, lima tahun lalu, yang meminta agar keturunannya berpendidikan tinggi.

“Jadiin anak kita sarjana, Bu…” Ucap Dariah ketika mengenang pesan terakhir suami. “Karena wasiat itu, Ibu gak pernah lelah buat dagang mas. Doain aja dah biar ibu kuat dan bisa.” Ungkapnya dengan senyum.

Kehidupan ibu asal Pemalang, Jawa Tengah ini, terbilang amatlah sederhana. Ia kini tinggal bersama buah hatinya: Aep Supriatna (23), hanya lulusan SMP, karena semenjak ditinggal suami, Ibu Dariah harus berjuang seorang diri mengais rezeki dan penghasilannya sangat pas-pasan; Abdul Rahman (18), telah lulus dari SMA, namun tak ingin terburu-buru melanjutkan kuliah. Ia sadar bahwa sang Ibu memiliki keterbatasan biaya mengingat si bungsu juga masih sekolah; dan Panca Perdana (12) yang masih duduk dibangku SMP tahun pertama. Mereka hidup dalam rumah yang berukuran kecil. Tidak ada kompor gas untuk memasak. Ia biasa menggunakan kayu bakar, lantaran takut meledak. “Takut meledak aja mas kayak berita yang di tivi-tivi itu.” Ujarnya saat ditemui oleh tim LPM Dompet Dhuafa di kediamannya.

Di dalam hati Abdul Rahman, anak kedua Dariah.  Selalu mengamini apa yang menjadi harapan kedua orangtuanya. Ia bertekad akan berkerja terlebih dahulu agar bisa menabung demi masuk Perguruan Tinggi. “Biarin dah saya bantuin ibu dulu, biar gak terlalu merepotkan.” Jelasnya dengan semangat.

Saat ini, Dariah dan keluarganya dibantu biaya pendidikan untuk anaknya melalui program Keluarga Tangguh LPM Dompet Dhuafa. “Saya berterimakasih atas bantuan ini, saya ga bisa bales apa-apa, biar Allah yang membalasnya”. Ungkap Dariah dengan penuh rasa syukur.

Dariahpun berterimakasih kepada Donatur Dompet Dhuafa yang telah membantu dan memperhatikannya melalui program Keluarga Tangguh LPM Dompet Dhuafa. Dan Ia pun berharap semoga dapat mewujudkan keinginan mulia yang diwasiatkan oleh suaminya agar menyekolahkan anaknya setinggi mungkin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *