Depok, Jawa Barat – 168 Jam pertama proses belajar mengajar peserta didik Sekolah Dai Dompet Dhuafa telah resmi dimulai sejak Sabtu, 30 November 2019 lalu. Dalam 168 Jam pertama ini, peserta didik menerima beragam materi dari dua bidang utama pembelajaran yaitu dakwah dan life skill.
Mengawali 168 jam pertama proses belajar mengajar Sekolah Dai, Ustadz Ahmad Pranggono menyampaikan materi Metode Tahfidz berbasis mesin kecerdasan dengan konsep Stifin. Peserta terlebih dahulu dites mesin kecerdasannya masing-masing, kemudian ditraining dengan metode tahfidz ‘menghafal menyenangkan, mudah ingat dan susah lupa’. Selama empat sesi pembelajaran, peserta di pandu untuk menemukan metode tahfidz yang paling tepat sesuai dengan mesin kecerdasannya masing-masing.
Selanjutnya pada hari Ahad dan Senin, tanggal 01-02 Desember 2019 peserta didik menerima materi Fiqh Dakwah (Mengenali Praktik Tahlil, Maulid dan, Dzikir di Masyarakat) serta Fiqh Janaiz (Pemulasaran Jenazah, antara Syariat dan Tradisi) yang disampaikan oleh Ustadz Madroi. Tak sekedar teori dan diskusi, peserta juga diajak untuk mempraktikkan secara langsung tahlil, maulid hingga tata cara pemulasaran jenazah.
Peserta didik Sekolah Dai Dompet Dhuafa juga dibekali dengan life skill: ‘teknik fotografi sederhana menggunakan handphone android’, pada Selasa 03 Desember 2019 yang dipandu oleh Bapak Taufan selaku Associate Editor di Corcom Dompet Dhuafa. Selain dibekali dengan materi teknik fotografi, peserta juga didampingi untuk praktik langsung dan sekaligus diberikan feedback.
Selanjutnya, Ustadz Fatchuri Rosidin memberikan materi Becoming Effective People (Pribadi Efektif) pada Rabu, 04 Desember 2019. Sesi pertama pembelajaran Ustadz Fatchuri Rosidin memandu peserta untuk mengubah mindset melalui 4 prinsip, yaitu prinsip tanam-tuai, dari dalam ke luar, bisa karena biasa, serta pertumbuhan dan perkembangan. Di sesi berikutnya, peserta diajak untuk dapat menentukan ‘terminal’ masing-masing, bersikap proaktif serta mengelola prioritas.
Di bidang dakwah, peserta juga menerima materi Dienul Islam yang diampu oleh Ustadz Arrazy Hasyim pada Kamis, 05 Desember 2019. Selama empat sesi pembelajaran, peserta diajak berdiskusi mengenai materi dasar Dienul Islam yaitu konsep Islam, Iman dan Ihsan hingga konsep Tasawuf. Ustadz Arrazy Hasyim juga menjelaskan asal muasal Ikhtilaf (perbedaan) yang terdapat di masyarakat serta bagaimana Dai dapat bersikap untuk wasathiyah menghadapi beragam perbedaan tersebut.
Menutup sesi belajar formal di 168 jam pertama Sekolah Dai, peserta diberikan brainstorming oleh Bapak Bambang Suherman, Direktur Program Dompet Dhuafa mengenai DD Values serta konsep desain program yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa. Selain sesi belajar formal yang dilaksanakan pada pukul 08.00-17.15 wib, peserta juga menjalani aktivitas pembelajaran informal yang dilaksanakan secara mandiri oleh peserta dan didampingi oleh wali asrama.
168 Jam pertama proses belajar mengajar di Sekolah Dai baru saja dimulai. Ke depan, tentu akan ada banyak materi dan dinamika pembelajaran yang akan dilalui oleh peserta. Barangkali tak selalu mudah, namun pasti segala rintangan yang ada tak akan jauh lebih besar karena dakwah telah menjadi semangat yang mengalir di dalam darah. (Adm-A)